Dengan bobot lebih ringan, mobil membutuhkan tenaga lebih sedikit untuk bergerak, yang berarti konsumsi energi lebih efisien, baik untuk mobil berbahan bakar fosil, hybrid, maupun listrik.
Baca Juga: IIMS 2025, Parade Mobil Listrik Baru BYD Sealion 7, VinFast VF 3, Jaecoo J5 EV & SUV Hybrid Chery
Desain Efisien: Aerodinamika untuk Hemat Energi
Selain material, desain mobil berperan besar dalam efisiensi. Bentuk bodi yang aerodinamis mampu mengurangi hambatan angin, sehingga mobil lebih hemat bahan bakar atau daya baterai.
Fitur desain efisien yang kini banyak diterapkan:
1. Grille aktif yang menutup otomatis untuk mengurangi drag.
2. Spoiler adaptif yang menyesuaikan posisi sesuai kecepatan.
3. Velg khusus dengan pola yang meminimalkan turbulensi udara.
Dampak Positif pada Emisi dan Konsumsi Energi
Penggunaan material ringan dan desain efisien dapat mengurangi hingga 10–15% konsumsi energi pada kendaraan. Untuk mobil listrik, jarak tempuh per pengisian dapat meningkat signifikan. Sedangkan pada mobil berbahan bakar bensin atau diesel, penghematan ini berkontribusi langsung terhadap pengurangan emisi CO₂.
Tantangan Penerapan di Pasar Indonesia
Meski teknologinya tersedia, ada beberapa hambatan dalam penerapan material ramah lingkungan di Indonesia:
1. Biaya produksi masih relatif tinggi.
2. Ketersediaan material daur ulang berkualitas belum merata.
3. Kesadaran konsumen tentang pentingnya keberlanjutan masih perlu ditingkatkan.
Mobil Masa Depan Lebih Hijau dan Efisien
Tahun 2025 menjadi tonggak perubahan besar dalam desain dan material otomotif. Dengan kombinasi material daur ulang, cat ramah lingkungan, serat karbon ringan, dan desain aerodinamis, kendaraan masa depan tidak hanya tampil stylish dan bertenaga, tetapi juga lebih hemat energi dan ramah lingkungan.
Produsen yang berinvestasi di teknologi ini akan memimpin pasar, terutama di era transisi menuju transportasi berkelanjutan. (KN)