Dengan cakupan risiko yang lebih luas, asuransi EV menuntut pengetahuan teknis lebih dalam dari pihak penyedia agar bisa memberikan layanan klaim yang adil dan efisien.
3. Layanan Klaim: Apa yang Berbeda?
Proses klaim untuk EV dan mobil bensin pada dasarnya mirip, tetapi ada beberapa perbedaan signifikan:
- Bengkel Rekanan Khusus EV
Tidak semua bengkel mampu menangani perbaikan EV, sehingga klaim biasanya diarahkan ke bengkel dengan teknisi tersertifikasi.
- Estimasi Biaya Perbaikan
Karena komponen EV berbeda, perhitungan biaya perbaikan bisa lebih tinggi. Misalnya, penggantian modul baterai atau sistem elektronik membutuhkan keahlian khusus dan suku cadang yang lebih mahal.
- Waktu Perbaikan
Klaim EV bisa memakan waktu lebih lama, terutama jika suku cadang harus diimpor.
Baca Juga: Tips Memilih Lampu Mobil Sesuai Medan dan Cuaca di Indonesia
4. Tren Asuransi EV di Indonesia
Dengan meningkatnya adopsi mobil listrik, perusahaan asuransi di Indonesia mulai menyesuaikan produk mereka. Beberapa tren yang muncul antara lain:
- Paket asuransi khusus baterai untuk melindungi komponen termahal.
- Diskon premi bagi pengguna yang mengisi daya di rumah dengan sistem aman bersertifikat.
- Kerja sama antara pabrikan dan asuransi untuk memberikan layanan klaim lebih cepat.
Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem EV terus berkembang, dan asuransi menjadi bagian penting dalam memastikan rasa aman bagi pemilik.
Asuransi mobil listrik dan mobil bensin memiliki tujuan sama: memberikan perlindungan finansial atas risiko berkendara. Namun, perbedaannya terletak pada premi yang lebih tinggi, risiko spesifik seperti kerusakan baterai, serta layanan klaim yang memerlukan bengkel khusus EV.
Bagi calon pemilik EV di Indonesia, memahami detail ini sangat penting sebelum memutuskan membeli mobil listrik. Dengan memilih polis yang tepat, mobil listrik bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan rasa aman penuh di jalan. (KN)
