Revival Camaro Jadi EV-SUV, Akankah Jadi Ikonik atau Kontroversial?

photo author
- Jumat, 22 Agustus 2025 | 08:13 WIB
 Revival Camaro (Realitasonline/Chevrolet)
Revival Camaro (Realitasonline/Chevrolet)



Realitasonline.id - Industri otomotif global saat ini tengah memasuki era transisi besar-besaran menuju elektrifikasi. Hampir semua produsen besar berlomba menghadirkan mobil listrik (EV) dalam berbagai segmen, mulai dari city car, sedan, hingga SUV bertenaga listrik.

Salah satu langkah yang paling menyita perhatian adalah rencana Chevrolet untuk menghadirkan Camaro generasi terbaru dalam wujud SUV listrik (EV-SUV).

Kabar ini sontak memicu perdebatan panjang di kalangan penggemar otomotif, terutama pecinta muscle car Amerika. Pasalnya, Camaro selama puluhan tahun identik sebagai coupe sport bertenaga besar yang menjadi rival abadi Ford Mustang dan Dodge Challenger.

Baca Juga: Mobil Otonom di Jalan Indonesia, Kapan Nih Bisa Jadi Kenyataan?

Transformasi Camaro menjadi SUV listrik dinilai sebagian pihak sebagai pengkhianatan terhadap DNA asli mobil ini, sementara sebagian lain melihatnya sebagai strategi adaptasi agar tetap relevan di pasar modern.

Camaro: Dari Muscle Car Legendaris ke SUV Listrik

Chevrolet Camaro pertama kali diluncurkan pada tahun 1966 sebagai jawaban General Motors terhadap kesuksesan Ford Mustang. Sejak itu, Camaro dikenal dengan desain agresif, mesin V8 bertenaga besar, serta performa khas muscle car. Namun, perubahan zaman menuntut langkah baru.

Tren pasar global saat ini jelas bergeser. SUV menjadi segmen paling laris di hampir semua kawasan, sementara regulasi emisi semakin ketat. Chevrolet tak bisa mengabaikan fakta bahwa permintaan untuk coupe sport tradisional menurun drastis. Oleh karena itu, menghadirkan Camaro dalam bentuk SUV listrik dipandang sebagai cara untuk menjaga nama besar Camaro tetap hidup sekaligus menyasar pasar baru yang lebih luas.

Alasan Chevrolet Berani Ambil Risiko

Ada beberapa alasan mengapa Chevrolet cukup percaya diri dengan keputusan ini:

1. Pasar SUV yang terus tumbuh – Data global menunjukkan lebih dari 40% penjualan mobil baru didominasi SUV.
2. Regulasi emisi dan elektrifikasi – Negara-negara besar seperti Uni Eropa, AS, dan China mendorong percepatan kendaraan listrik.
3. Strategi menjaga warisan merek – Nama “Camaro” sudah sangat kuat di pasar. Menempelkan nama tersebut pada SUV listrik diharapkan bisa mendongkrak daya tariknya.
4. Kompetisi yang semakin ketat – Ford telah membuktikan suksesnya dengan Mustang Mach-E, sebuah SUV listrik yang sempat menuai kontroversi namun akhirnya diterima pasar.

Baca Juga: Road Trip dengan Mobil Listrik, Jadi Tantangan dan Pengalaman Nyata di Indonesia

Reaksi Penggemar: Antara Antusias dan Kecewa

Langkah ini tentu menimbulkan pro-kontra. Sebagian penggemar lama Camaro merasa kecewa karena menganggap identitas asli muscle car hilang. Mereka menilai Chevrolet seharusnya tetap mempertahankan Camaro sebagai coupe sport, meskipun dalam versi listrik.

Namun, ada juga kelompok yang melihat ini sebagai evolusi wajar. Mereka menilai tanpa transformasi, Camaro bisa saja benar-benar dihentikan produksinya akibat rendahnya penjualan coupe konvensional. Dengan menjadi SUV listrik, Camaro justru punya peluang hidup lebih panjang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X