Mobil Hybrid vs EV, Sebenarnya Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?

photo author
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:15 WIB
Ilustrasi Mobil Ramah Lingkungan (Realitasonline/Canva)
Ilustrasi Mobil Ramah Lingkungan (Realitasonline/Canva)

Proses penambangan lithium, kobalt, dan nikel yang digunakan dalam baterai sering dikritik karena memiliki dampak lingkungan signifikan, mulai dari degradasi tanah hingga polusi air. Semakin besar kapasitas baterai, semakin besar pula dampak ekologis dari proses produksinya.

Dalam hal ini, mobil hybrid memiliki keunggulan karena kapasitas baterainya lebih kecil dibandingkan EV, sehingga jejak karbon produksi baterai hybrid lebih rendah.

Usia Pakai dan Daur Ulang

Ramah lingkungan juga perlu dilihat dari siklus hidup kendaraan. Baterai EV memiliki masa pakai 8–10 tahun sebelum kapasitasnya menurun drastis. Meski kini mulai berkembang teknologi recycling baterai, tetapi sistem daur ulang global belum sepenuhnya siap mengatasi lonjakan limbah baterai di masa depan.

Baca Juga: BMW X8 2026: SUV Mewah Flagship dengan Desain Futuristis, Performa Beringas, dan Teknologi Tercanggih yang Mendefinisikan Ulang Standar Kemewahan

Mobil hybrid memiliki baterai yang lebih kecil, sehingga tantangan daur ulangnya lebih ringan. Namun, mesin bensin tetap membutuhkan perawatan rutin, termasuk oli mesin dan komponen lain yang tetap menghasilkan limbah.

Infrastruktur di Indonesia

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kesiapan infrastruktur. Di Indonesia, jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) masih terbatas dan terkonsentrasi di kota besar. Hal ini membuat penggunaan EV masih agak merepotkan untuk perjalanan jarak jauh.

Sebaliknya, mobil hybrid tidak memerlukan infrastruktur khusus karena tetap bisa diisi bahan bakar di SPBU yang tersedia di seluruh negeri. Oleh karena itu, dalam konteks penggunaan sehari-hari di Indonesia saat ini, hybrid bisa dianggap lebih praktis sekaligus membantu mengurangi konsumsi BBM.

Jadi, Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?

Jawabannya tergantung dari sudut pandang yang digunakan:

• Jika melihat emisi saat berkendara (tailpipe emission) → EV jelas lebih ramah lingkungan karena tidak ada emisi langsung.

• Jika memperhitungkan sumber energi listrik → hybrid bisa lebih realistis di negara yang listriknya masih dominan dari batu bara.

• Jika meninjau produksi baterai → hybrid menghasilkan dampak produksi yang lebih kecil dibanding EV.

• Jika berbicara tentang masa depan jangka panjang → EV lebih menjanjikan, apalagi jika energi terbarukan semakin berkembang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X