4. Perhatikan Kondisi Tutup Radiator
Tutup radiator berfungsi menjaga tekanan di dalam sistem pendingin. Jika sudah lemah, tekanan berkurang dan sirkulasi cairan tidak optimal. Biasanya, tutup radiator perlu diganti setiap 2–3 tahun atau sesuai kondisi.
5. Lakukan Flushing Radiator
Selain menambah coolant, radiator juga perlu dibersihkan total atau flushing. Proses ini membuang cairan lama beserta kotoran dan endapan yang bisa menghambat sirkulasi. Idealnya flushing dilakukan setiap 40.000 km atau sesuai rekomendasi bengkel resmi.
6. Periksa Kipas Pendingin (Fan Radiator)
Kipas pendingin berfungsi membantu radiator membuang panas, terutama saat mobil berjalan lambat atau berhenti. Jika kipas lemah atau motor listriknya rusak, suhu mesin bisa naik drastis. Pastikan kipas menyala normal saat mesin panas.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 6 Masalah Umum pada Mobil Diesel dan Cara Mengatasinya
7. Jangan Abaikan Water Pump
Water pump adalah komponen yang memompa cairan pendingin ke seluruh sistem. Jika water pump aus atau bocor, sirkulasi cairan terganggu. Perhatikan gejala seperti suara aneh di area mesin atau adanya tetesan air di sekitar pompa.
Tanda-Tanda Sistem Pendingin Bermasalah
Beberapa gejala yang menandakan sistem pendingin bermasalah antara lain:
- Suhu mesin naik di indikator dashboard.
- Air radiator sering berkurang tanpa sebab jelas.
- Muncul asap putih dari kap mesin.
- AC mobil kurang dingin saat macet.