5 Kebiasaan Buruk Pengemudi Saat Macet yang Harus Dihindari, Mulai dari Menggunakan Bahu Jalan Hingga Emosi Tak terkendali

photo author
- Sabtu, 29 November 2025 | 18:07 WIB
 Ilustrasi mobil jalanan (Realitasonline/wuling.id)
Ilustrasi mobil jalanan (Realitasonline/wuling.id)

Itu bisa mengorbankan nyawa orang lain. Dalam etika berkendara yang sehat, kita harus menyadari bahwa melanggar aturan bukan hanya soal sanksi, tetapi soal moral.

4. Menggunakan hazard secara salah (asal nyala)

Hazard bukan tanda “saya sedang macet”. Banyak pengemudi menyalakan hazard saat hujan atau saat jalan pelan. Ini salah besar. Hazard justru mematikan fungsi lampu sein dan membuat pengemudi lain bingung. Penggunaan hazard sembarangan sangat berbahaya di kemacetan, terutama di malam hari. Gunakan hazard hanya untuk:
-Keadaan darurat
-Mobil berhenti total di tempat tak seharusnya
-Saat merayap pelan pada kondisi abnormal (ban pecah, mesin trouble, dsb.)
-Kalau hanya macet umum, cukup gunakan lampu rem, lampu kota, dan sein sesuai prosedur.


5. Mengemudi sambil emosi

Inilah kebiasaan yang jarang disadari, tapi efeknya paling destruktif. Pengemudi yang sudah stress lalu mengemudi dengan selingan marah-marah, klakson berlebihan, maki di dalam kabin, akan kehilangan logika mengemudi yang aman.

Baca Juga: Hyundai Santa Fe 2025: Perpaduan Ergonomi dan Kecanggihan Fitur untuk Keluarga Modern

Emosi menutup fokus dan mengganggu judgement. Inilah sumber konflik dan insiden di jalan. Cara terbaik meredam emosi adalah:
- Pasang playlist musik yang menenangkan
- Siapkan minuman air putih
- Lakukan micro stretching di dalam mobil
- Pakai mindset: perjalanan pelan adalah bagian dari liburan
- Pindahkan fokus dari “kapan sampai” menjadi “bagaimana menikmati perjalanan”.

6. Kemacetan tidak selalu bisa dikendalikan, tetapi sikap kita bisa

Perjalanan liburan bukan hanya soal jarak dan tujuan. Perjalanan adalah pengalaman. Mengemudi dengan etika adalah bentuk kedewasaan. Ketika semua orang memaksakan ego di jalan, macet akan makin parah. Tetapi jika kita menjalankan 5 disiplin sederhana ini:
- Tidak zig-zag
- Jaga jarak
- Tidak pakai bahu jalan sembarangan
- Pakai hazard dengan benar
- Tahan emosi
Maka macet panjang tetap bisa dilalui dengan aman, dan arus kendaraan akan bergerak stabil.

Banyak kemacetan di Indonesia bukan hanya soal volume kendaraan, tetapi dampak dari kebiasaan buruk pengemudi. Pengemudi yang memahami etika akan membuat lalu lintas lebih teratur, lebih aman, dan lebih manusiawi.

Dalam kondisi macet musim liburan, kita harus menurunkan ego. Tidak semua hal bisa dipercepat. Yang bisa kita kontrol adalah sikap mengemudi kita sendiri.

Dengan meninggalkan 5 kebiasaan buruk ini, liburan kamu bukan hanya tiba di tujuan dengan selamat, tetapi juga tanpa beban emosi negatif. Mengemudi adalah seni mengatur mental, bukan sekadar menekan gas dan rem. Semakin tenang, semakin cerdas, semakin sopan, semakin aman.(KN)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X