Realitasonline.id | Pemilihan bahan bakar yang tepat sangat berpengaruh terhadap kinerja dan umur panjang mesin kendaraan. Sayangnya, masih banyak pengendara yang menggunakan bahan bakar berkualitas rendah karena alasan harga yang lebih murah.
Padahal, bahan bakar dengan kualitas buruk dapat menyebabkan berbagai masalah pada mesin, mulai dari penurunan performa hingga kerusakan jangka panjang. Berikut beberapa efek negatif yang bisa terjadi jika kendaraan terus-menerus menggunakan bahan bakar berkualitas rendah.
1. Pembakaran Tidak Sempurna dan Penumpukan Karbon
Bahan bakar berkualitas rendah umumnya memiliki kandungan oktan atau cetane yang lebih rendah dibandingkan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan.
Baca Juga: Mobil Bekas atau Baru? Kelebihan dan Kekurangan yang Perlu Dipertimbangkan
Hal ini menyebabkan pembakaran tidak sempurna di dalam ruang bakar, yang pada akhirnya menghasilkan residu karbon. Penumpukan karbon ini dapat mengganggu kinerja mesin, menyebabkan knocking (mesin menggelitik), dan mempercepat keausan komponen seperti katup dan piston.
2. Penurunan Performa Mesin
Ketika pembakaran tidak berlangsung optimal, tenaga yang dihasilkan oleh mesin menjadi berkurang. Hal ini membuat kendaraan terasa kurang responsif, terutama saat akselerasi.
Selain itu, bahan bakar berkualitas rendah sering kali mengandung lebih banyak zat aditif yang dapat mengotori injektor dan sistem bahan bakar, menghambat aliran bahan bakar, dan menyebabkan mesin terasa brebet atau kehilangan tenaga saat dikendarai.
Baca Juga: Pemko Binjai Ikuti Sosialisasi Pedoman Indikator Monitoring MCP 2025
3. Konsumsi Bahan Bakar Lebih Boros
Banyak yang mengira bahwa menggunakan bahan bakar murah bisa menghemat biaya, padahal kenyataannya justru sebaliknya. Karena pembakaran yang tidak efisien, mesin harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan tenaga yang sama, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Akibatnya, pengendara justru harus lebih sering mengisi bahan bakar, yang pada akhirnya tidak memberikan keuntungan ekonomi yang nyata.
4. Kerusakan pada Komponen Mesin