Selain itu, pemasangan yang tidak sesuai spesifikasi seperti rotor yang tidak seimbang atau kampas rem tidak cocok dengan jenis kendaraan bisa menyebabkan getaran dan keausan tidak merata.
4. Mengabaikan Proses Bedding-In Setelah Penggantian Komponen
Setelah mengganti kampas rem atau rotor, banyak pengemudi langsung menggunakan kendaraan secara normal. Padahal, komponen baru membutuhkan proses bedding-in (penyesuaian) dengan cara melakukan pengereman bertahap selama 200–300 km pertama.
Proses ini membantu kampas rem dan rotor membentuk lapisan gesekan optimal. Jika diabaikan, kinerja rem tidak akan maksimal dan berisiko menyebabkan overheat.
Baca Juga: Tips Membersihkan Interior Mobil Tanpa Merusak Material Sensitif
5. Tidak Merespons Tanda-Tanda Awal Kerusakan
Suara berdecit, getaran pada pedal rem, atau lampu peringatan di dashboard sering diabaikan dengan alasan “masih bisa dipakai”.
Padahal, gejala-gejala tersebut adalah sinyal bahwa sistem rem memerlukan pemeriksaan segera. Menunda perbaikan hanya akan memperluas kerusakan, seperti rotor yang melengkung atau kebocoran cairan rem.
Merawat sistem rem tidak hanya tentang mengganti komponen yang rusak, tetapi juga memahami cara kerja dan kebutuhan masing-masing bagian.
Hindari kebiasaan menunggu hingga rem bermasalah parah, karena biaya perbaikannya bisa sepuluh kali lipat dibandingkan perawatan rutin.
Selalu ikuti rekomendasi buku panduan kendaraan dan konsultasikan ke bengkel terpercaya jika menemukan keanehan pada performa pengereman. Ingat, rem yang terawat adalah kunci keselamatan Anda di setiap perjalanan. (KN)