Hal itu berbeda dengan LK hasil audited BPK. Dimana PDAM Tirta Wampu menyajikan saldo Penyertaan Modal Pemkab Langkat sebesar Rp70.552.308.113, sehingga, terdapat penyertaan modal sebesar Rp9.332.235.113,00 (Rp70.552.308.113 – Rp61.220.073000,00) diduga belum ditetapkan dengan Perda.
Catatan BPK, permasalahan tersebut mengakibatkan tambahan penyertaan modal yang belum diperdakan sebesar Rp9.332.235.113,00 (Rp70.552.308.113 –
Rp61.220.073000,00) tidak menunjukkan nilai yang wajar.
Dan nilai investasi permanen pada PDAM Tirta Wampu sebesar Rp0, belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya dan tidak dapat diyakini kewajarannya.
Penilaian BPK, hal tersebut disebabkan Kepala BPKAD yang belum menyajikan nilai investasi pada PDAM Tirta Wampu sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Dan belum mengusulkan Ranperda atas perubahan penyertaan modal Pemda kepada PDAM Tirta Wampu.
Terkait pengusulan Ranperda dan Perda penyertaan modal TA 2022 di PDAM Tirta Wampu ini juga sudah dikonfirmasi kepada Ketua DPRD Langkat. Sayanganya Sribana PA masih enggan menjawab.(ND)