Di Kota Medan, keberadaan sayuran pakkat pun sangat disukai. Tak hanya masyarakat biasa, hidangan sayur pucuk rotan muda ini kerap disajikan untuk makanan istimewa para pejabat
Realitasonline.id - Padangsidimpuan | Masyarakat Sumut sangat menggemari sayuran pakkat.
Pakkat adalah pucuk tanaman rotan. Sayuran ini sudah tak asing lagi bagi warga Kota Padangsidimpuan maupun masyarakat Tapanuli Bagain Selatan (Tabagsel).
Di Kota Medan, keberadaan sayuran pakkat pun sangat disukai. Tak hanya masyarakat biasa, hidangan sayur pucuk rotan muda ini kerap disajikan untuk makanan istimewa para pejabat.
Karena rasanya yang khas dan menggugah selera, pakkat dikenal luas sebagai hidangan yang memiliki cita rasa unik.
Makanan khas Tabagsel ini berbentuk seperti bambu kecil yang dibakar sebelum dikonsumsi.
Kebiasaan mengonsumsi pakkat saat bulan suci Ramadhan telah menjadi tradisi bagi masyarakat setempat dan banyak dijual oleh pedagang musiman yang bermunculan khususnya selama puasa.
Secara alami, tanaman rotan ini tumbuh liar di hutan dan tepi sungai di berbagai wilayah, seperti di daerah Padang Bolak Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), Batangtoru, Muara Batangtoru, Angkola Selatan dan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Sebelum disantap, biasanya batang pakkat muda dibakar selama lebih kurang 15 menit dengan menggunakan arang batok kelapa atau kayu bakar.
Setelah dibakar, kulit luarnya dikupas hingga terlihat daging pakkat berwarna putih yang berlapis-lapis, mirip rebung bambu.
Pakkat biasanya dinikmati sebagai lalapan dengan sambal tuk-tuk, sambal kecap, atau sambal belacan.