"Masalahnya adalah kaum miskin akan berusaha mempertahankan keberlanjutan hidupnya dengan segala cara, termasuk merambah hutan dan sumberdaya alam lainnya," ujarnya.
Makanya, pendapatan kaum miskin perlu terus ditingkatkan melalui pembangunan berkelanjutan (Kuznet, 1970). Bila tidak ada penciptaan lapangan kerja baru untuk menggantikan lapangan kerja yang lama, maka seruan penutupan TPL justru akan “counter productive” terhadap upaya pelestarian lingkungan.
Bila seandainya TPL ditutup, maka pertanyaan yang juga relevan adalah siapa atau lembaga mana yang “merawat dan menjaga” pepohonan dan sumberdaya alam lainnya yang ada di lahan yang tadinya dikelola TPL? Kegiatan ini bukanlah hal yang mudah.
Sudah lama beredar informasi adanya aktivitas penebangan pohon-pohon di hutan alam di KDT secara illegal dan kayu-kayu curian ini diangkut truk dari KDT ke Sumatera Timur.
Di sana ada berbagai jenis industri yang menggunakan kayu
sebagai bahan baku, namun industri tersebut tidak mempunyai lahan sendiri/konsesi untuk menanam kayu.
Dengan mencabut hak konsesinya, pohon-pohon yang ada di bekas lahan konsesi TPL yang luasnya sekitar 160.000 Ha akan menjadi “bulan-bulanan” para pencuri kayu tersebut.
Sebagai akibatnya, penutupan TPL justru akan membuat lingkungan DT semakin rusak. Banjir dan longsor akan semakin sering terjadi.
Baca Juga: Petugas Kloter 09 KNO Visitasi Kesehatan Jemaah Haji Melalui Pendekatan Medis dan Spiritual
Masa Depan Perekonomian KDT?
Kemiskinan bukanlah fenomena baru di KDT. Bahkan, kawasan ini pernah dimasukkan pemerintah Orde Baru dalam “peta kemiskinan”.
Pemerintah berupaya keras menghapus kemiskinan dengan mengimplementasikan berbagai program pembangunan. Namun, hingga saat ini KDT masih terus didera oleh kemiskinan.
Tidak hanya kemiskinan tinggi, tingkat pendapatan masyarakat yang masih
sangat rendah perlu segera diatasi. Saat ini, tingkat pendapatan rata-rata masyarakat KDT masih jauh di bawah rata-rata pendapatan per kapita nasional.
Singkat kata, penghapusan kemiskinan dan peningkatan pendapatan masyarakat merupakan tantangan pokok dalam pembangunan ekonomi KDT. Tantangan ini hanya mungkin diatasi dengan industrialisasi.
Untuk itu, pemerintah harus berusaha menarik sebanyak-banyaknya investasi dari luar untuk menggerakkan perekonomian KDT. Bila kita terus-menerus meneriakkan tutup TPL, apakah investor dari luar akan datang menanam modalnya untuk membangun industri di kawasan ini?