"Insya Allah nanti, ini sudah mulai (tanam). Akan kita lihat hasilnya kira-kira 2 sampai 2,5 bulan ke depan. Akan kita lihat nanti," tuturnya.
Dalam proyek pengembangan lumbung pangan baru ini, presiden ingin melihat proses bisnis terintegrasi yang nantinya akan dijalankan. Dari situ kemudian akan disempurnakan dan dapat menjadi contoh bagi pengembangan lumbung pangan serupa di daerah lainnya.
"Saya rasa kita ingin melihat model bisnisnya seperti apa, proses bisnis yang akan dilakukan di sini seperti apa. Hitung-hitungannya sudah ada dan ini akan menjadi contoh untuk provinsi lain yang ingin membuat food estate," kata Presiden Joko Widodo.
Korporasi petani memang akan menjadi basis dari pengembangan kawasan lumbung pangan baru di sejumlah wilayah. Nantinya pengembangan kawasan akan dilakukan secara terintegrasi mencakup proses pertanian, perkebunan atau peternakan dengan mekanisasi pertanian dan melakukan hilirisasi pasca panen untuk menghasilkan produk-produk olahan yang akan meningkatkan nilai tambah.
Gubernur menyebutkan bahwa khusus lumbung pangan ini, produksinya diperkirakan akan dapat memenuhi kebutuhan komoditas di Sumut hingga Pulau Sumatera.
“Kalau ini jadi, itu baru memenuhi (komoditas) di Sumatera. Ini yang harus kita kembangkan. Dengan kehadiran presiden, ini sebagai motivasi bagi kita. Untuk lahannya ada dan tidak masalah,” ujar Edy Rahmayadi, sekaligus menyampaikan bahwa lahan di Sumut cukup luas untuk mewujudkan provinsi yang agraris.
Pembentukan TPAKD Terbanyak