Sergai Laksanakan Serangkaian Upaya Entaskan Stunting

photo author
- Selasa, 14 Februari 2023 | 21:59 WIB

SERGAI - realitasonline.id | Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada anak balita dan dapat menghambat pertumbuhan panjang atau tinggi badan serta berat badan. Meskipun prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, perbedaannya dengan gizi buruk adalah prevalensi stunting lebih cenderung menjadi proses siklus yang sulit untuk dipulihkan. Bahkan, stunting pada masa kanak-kanak dapat berdampak pada keturunan yang lahir nanti. Prevalensi stunting Indonesia hingga tahun 2019 mencapai 27,67%, melebihi target WHO yang menargetkan angka tidak melebihi 20%.

-


Provinsi Sumatera Utara memiliki angka prevalensi 30,11%, dimana Serdang Bedagai (Sergai) termasuk salah satu kabupaten dengan tingkat prevalensi balita stunting yang tinggi sebesar 36,2%. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya penanganan stunting yang lebih baik, salah satunya adalah dengan menyediakan database valid dan menerapkan teknologi untuk menyimpan data stunting secara spesifik terutama ditingkat kabupaten dan desa.


Pemkab Sergai berkomitmen untuk menekan angka stunting dengan berbagai program dan kegiatan. Lewat kegiatan Pengukuran dan Publikasi Stunting pada 13 Desember 2022 lalu, di Aula Puskesmas Desa Pon Kecamatan Sei Bamban, Bupati Sergai H Darma Wijaya melalui Sekdakab H M Faisal Hasrimy menyampaikan bahwa organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan batasan prevalensi stunting di suatu wilayah sebesar 20 persen. Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting secara nasional menurun dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada 2021. Di Sergai, prevalensi stunting juga mengalami penurunan dari 36,2 persen pada 2019 menjadi 20 persen pada 2021.


Meskipun Sergai telah melakukan progres pemberantasan stunting yang baik, pihak terkait tidak boleh merasa berpuas diri. Menurut Faisal, target prevalensi stunting yang harus dikejar sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu 0 (nol) persen prevalensi stunting pada 2030 di Indonesia.
“Selain stunting, masih ada masalah gizi lain terkait stunting yang masih menjadi problem kesehatan masyarakat. Masalah tersebut meliputi anemia pada ibu hamil yang ada di angka 48,9 persen, berat bayi lahir rendah atau BBLR (6,2 persen), balita kurus atau wasting (10,2 persen), dan anemia pada balita,” ucap Faisal.


Untuk mempercepat penurunan stunting, ia menyebut pemerintah pusat telah meluncurkan gerakan nasional percepatan perbaikan gizi (Gernas PPG) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013 tentang Gernas PPG dalam kerangka 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Hal ini sejalan dengan inisiatif percepatan penurunan stunting.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X