Klien adalah anak berinisial TAA berumur 3 tahun 10 bulan yang mengalami gangguan bicara berupa gangguan artikulasi.
Tahap intervensi diawali dengan assessment. Dalam proses ini praktikan melakukan wawancara dan observasi dalam 5 kali pertemuan.
Praktikan menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtinities, dan Threats) Sehingga ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
Strenght (Kekuatan): Klien percaya diri dan memahami cukup banyak kosa kata sehingga aktif berkomunikasi dengan orang lain.
Weakness (Kelemahan): Terdapat 6 huruf abjad yang tidak dapat di ucapkan oleh klien sehingga sering sekali lawan bicara tidak mengerti perkataan klien.
Oppurtinities (Peluang): Klien memiliki banyak teman bicara baik dirumah (ayah, ibu, abang dan adik) dan disekolah.
Threats (Ancaman): Klien bisa saja merasa minder apabila ucapannya tidak dipahami oleh lawan bicara, sehingga menurunkan kepercayaan diri klien. Perkembangan bahasa klien berkembang cukup baik sehingga rencana intervensi akan fokus pada perbaikan artikulasi.
Setelah dilakukan tahap assessment dan ditemukan masalah, selanjutnya praktikan menyusun rancangan program. Rancangan program ini dilakukan bersama supervisor lembaga dan guru klien PAUD Permata. Rancangan program yang akan diterapkan adalah sebagai berikut:
Pengulangan bicara sekaligus membenarkan artikulasi.
Flash Card: memberikan gambar dan meminta klien menceritakan objek.
Mendorong klien untuk aktif berbicara
Memberikan penguatan positif berupa apresiasi
Setelah merancang program, masuklah ketahap intervensi atau implementasi. Pada tahapan inilah program yang telah dirancang kemudian dilaksanakan. Dalam kasus ini terapi tidak dilakukan sendiri oleh pekerja sosial, namun dilakukan juga oleh guru dan orang tua klien.
Kemudian masuk pada tahapan evaluasi dan terminasi. Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari rangkaian intervensi kepada klien. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan pada klien, dari sebelumnya terdapat 6 huruf yang belum dapat diucapkan oleh klien, kini 3 diantaranya sudah bisa disebutkan oleh klien walaupun belum fasih.
Terakhir, yaitu terminasi atau pemutusan hubungan antara klien dan pekerja sosial yang telah dilaksanakan di awal bulan Juni. Namun demikian, program tetap dilanjutkan oleh guru dan orang tua klien untuk hasil yang lebih baik.
Praktikan mengucapkan terimakasih kepada lembaga Taman Penitipan Anak yang bersedia menerima dan membantu praktikan selama masa praktikum berlangsung terkhusus kepada Ummi Desiana Prihatin SSos MKesos sebagai supervisor lembaga. Kemudian terimakasih pula kepada Agus Suriadi SSos MSi sebaagai supervisor sekolah dan dimonitor oleh Fajar Utama Ritonga SSos MKesos.
Usia pra sekolah merupakan masa emas anak, dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan anak yang kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian ekstra dari orang tua, guru, dan pengasuh anak. Melalui kegiatan praktikum I ini, praktikan berhadap dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan kualitas manusia khususnya anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa.