Supriyadi menjelaskan, bahwa satu tahun pada kalender Matahari berjumlah 365 hari. Sedangkan satu tahun lunar habya 355 hari.
Sehingga, terdapat perbedaan 10 hari setiap tahunnya. Pada tahun kabisat lunar, dalam satu tahun terdapat 13 purnama. Pada saat itu, terdapat bulan Waisak ganda.
Maka, perhitungannya berpatokan pada kalender lunar/chandra Buddhis yang sudah menyesuaikan dengan perhitungan kalender matahari/solar-surya.
Baca Juga: 429 Atlet Siap Berlaga di Porprov Korpri 2023 Bangka Belitung, Pj Gubernur: Junjung Sportivitas
Atau, perhitungan luni-solar yang setiap satu daur 19 tahun terdapat 7 tahun kabisat lunar dengan 7 bulan sisipan (ekstra, lun, adhikamasa).
Adhikasuramasa dilakukan dengan metode pembagi 3.3.3.2.3.3.2. dalam kurun 19 tahun.
"Tahun 2023 Masehi adalah tahun kabisat lunar di mana terdapat bulan waisak ganda. Maka yang diambil adalah Purnama-Sidhi waisak kedua yang jatuh pada 4 Juni 2023 dengan detik waisak pukul 10.41.19 WIB," pungkasnya. (TRI/AY)