Jakarta - Realitasonline.id | Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disebut sosok yang memiliki pengaruh negatif. Dia dinilai kuat dan sangat berbahaya.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pengamat kebijakan publik, Gigin Praginanto. Katanya, Ahok memiliki pengaruh yang sangat kuat sehingga walaupun ia seorang eks narapidana bisa diangkat menjadi seorang komisaris di salah satu BUMN terbesar.
Anggapan negatif yang ditujukan kepada Ahok bukan cuma baru-baru ini saja. Ahok dikenal sebagai sosok yang tidak baik karena buntut penistaan agama Islam yang dilakukannya ketika ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta kala itu.
Penistaan agama tersebut pun berujung menjadikannya sebagai narapidana hingga menjalani masa penahanan. Namun, usai dia keluar dari penjara justru Presiden Jokowi melalui Kementerian BUMN mengangkatnya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Ahok pun hingga kini masih memegang kuasa pertambangan minyak bumi dan gas negara tersebut. Akan tetapi ketika ia menjabat sebagai Komut Pertamina musibah kebakaran banyak terjadi di kilang minyak berbagai daerah.
Gigin Praginanto menilai Ahok yang pengaruhnya sangat kuat kini digadang-gadang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Padahal, Ahok memiliki rekam jejak kinerja yang buruk.
Baca Juga: Ketiban Sial Terus, Kini Kilang Pertamina di Dumai Meledak, Erick Thohir Berani Pecat Ahok Nggak?
"Dia gak cuma berbahaya tapi juga sangat kuat. Bayangkan, bekas Napi bisa menjadi Komut Pertamina. Sekarang bahkan dijagokan menjadi gubernur DKI," kata Gigin Praginanto seperti dikutip di Twitternya, Jumat (19/5/2023).
"Padahal di bawah kendalinya Pertamina berulang kali kena musibah kebakaran dan gagal meningkatkan produksi," tambah Gigin.
Tak cuma Gigin Praginanto, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya juga terang-terangan kalau mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok adalah sosok yang tidak baik.
"Pertama pada waktu itu, saya berpikir Ahok itu berbahaya karena selalu membikin orang bisa saling bertentangan dan susah terjadi persatuan," kata Jusuf Kalla dalam sebuah wawancara seperti dilihat Realitasonline.id, Jumat (19/5/2/23).
Saat itu, diketahui Jusuf Kalla tidak mendukung Ahok maju kembali dalam Pilgub DKI Jakarta. Lantaran Ahok dinilai tak bisa jadi pemersatu, Jusuf Kalla pun mendukung Anies Baswedan dengan melobi Partai PKS dan Gerindra untuk melawan Ahok.