Menurut dia, dengan mengetahui kebutuhan informasi yang banyak dibutuhkan publik, akan menentukan popularitas dari media itu sendiri.
Baca Juga: Harganas 2023, Disdukcapil Humbahas Jeput Bola ke 12 Puskesmas Layani Adminduk Balita Stunting
"Itu yang paling penting. Banyak yang membuat berita soal politik, sosial, hukum dan HAM. Padahal, konten yang paling banyak dikunjungi ternyata bukan itu, ternyata adalah info kesehatan. Kenapa info kesehatan ini tidak jadi yang utama untuk ditampilkan, karena itu berpotensi viral," kata Sapto Anggoro.
Model bisnis media online sendiri, kata Sapto, bisa dilakukan melalui beberapa cara. Di antaranya, melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah, menggandeng sponsorship, pendanaan CSO, membangun media melalui kehumasan maupun event organizer (EO) dan mengembangkan komunitas pembaca.
Baca Juga: Waka Polres Kompol Maju Harahap Irup Upacara Hari Lahir Pancasila di Mapolres Padang Sidempuan
"Ini kan belum tentu wartawan mau melakukan hal-hal seperti itu kan," ujarnya. Sementara, Maryadi seorang praktisi Media Siber membagikan pengalamannya terkait persaingan bisnis media digital. Menurutnya, pelaku industri media siber harus berani meninggalkan pola lama.
Terobosan baru perlu dilakukan untuk memberikan dorongan 'amunisi'. Ia mengatakan, ada media siber yang mengembangkan teknik backlink untuk mendapatkan marketshare iklan.
"Perlu memanfaatkan media sosial dan aplikasi. Termasuk, memahami tren yang berkembang di masyarakat," kata Maryadi. (AY)