Orang yang mudah memaafkan atau segera meminta maaf akan jauh lebih lapang hatinya sehingga pantas mendapat surganya.
Baca Juga: Pengedar Ganja di Padangsidimpuan Dibekuk Polisi Ngacir hingga ke Pinggir Sungai
"Setelah meminta ampun kepada Allah SWT, kalau ada ahli warisnya kunjungi, kemudian bangun silaturahim. Sampaikan secara umum permohonan maaf selama bergaul dengan almarhum punya kesalahan," ujarnya.
Menurut Ustaz Adi Hidayat langkah tersebut merupakan sikap yang sangat luar biasa.
Lantas, bagaimana cirinya bahwa ampunan itu sudah dimaafkan dan serta dosa itu telah dihapuskan?
Baca Juga: Aliansi Masyarakat Sumut dan HBB Gelar Aksi Damai di Depan Polrestabes Medan, ini Tuntutannya
"Muncullah dalam diri kita ke lapangan satu perasaan lapang yang menjadikan perbuatan-perbuatan kita lebih nyaman," tegas Ustaz Adi Hidayat.
"Hubungan dengan keluarga yang ditinggalkan bisa lebih baik dan tidak ada sekat lagi yang menjadikan ada rasa mengganjal ataupun bisikan setan," lanjutnya.
Selain dua cara di atas, orang-orang saleh terdahulu ataupun para ulama kadang-kadang bersedekah dengan nama orang yang pernah menyakitinya.
Baca Juga: John Ismadi Lubis Sarankan KONI Nias Selatan Kembangkan Sport Tourism
"Kan itu nggak normal. Biasanya kita menyakiti orang lalu bersedekah atas nama dia. Karena merasa bersalah titik ini mereka keliling cari orang fakir miskin, lalu sedekah dengan niat supaya Allah menjadikan si Fulan itu jauh lebih baik," paparnya.
Kebiasaan mendoakan kebaikan untuk orang yang telah menyakiti sebagaimana dicontohkan oleh Nabi.
Beliau pernah mendoakan Umar bin Khattab menjadi lebih baik lagi, sehingga yang awalnya ingin membunuh malah berbalik masuk Islam dan menjadi pelindung Nabi Muhammad.
Baca Juga: Akhiri Masa Tugas, Bawaslu Binjai Ucapkan Terima Kasih kepada Mitra Tugas, PWI Nilai Positif
Kisah serupa pun terjadi saat nabi berdakwah di kota Thaif. Alih-Alih mendapatkan sambutan, beliau justru dilempari batu oleh anak-anak Thaif.