Banda Aceh - Realitasonline.id | Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh menyatakan siap untuk menjadi Pusat Riset Satwa Liar Dunia di Aceh demi penguatan riset konservasi satwa liar berbasih one health.
Hal ini disampaikan sejumlah pembicara dalam kuliah Umum Strategi Penguatan Edukasi dan Riset Konservasi Satwa Liar Berbasis Konsep One Health Melalui Sinergi dengan Para Pemangku Kepentingan di Aceh yang berlangsung di Auditorium FKH USK Aceh, Darussalam-Banda Aceh, Rabu (18/10) kemaren dalam rangka memeriahkan HUT ke-63 FKH Universitas Syiah Kuala.
Dalam acara itu, Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haythar, Plt Direktur Konservasi Keanegaragaman Hayati dan Sumberdaya Genetik KLHK, drh. Indra Exploitasia, Ketua Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), Dr. H. Rahmat Shah, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Agussabti, di tunjuk sebagai pembicara dalam acara tersebut.
Baca Juga: Pengamanan Pemilu 2024: Polres Aceh Selatan Gelar Apel Pasukan Ops Mantap Brata Seulawah
Dimana, acara ini juga dihadiri oleh Rektor Universitas Syiah Kuala, pengiat Lembaga konservasi, peneliti, dosen, instansi pemerintah, praktisi dokter hewan yang terhimpun dalam PDHI cabang Aceh, dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI), serta para alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala lainnya.
Dalam kesempatan itu, Dekan FKH USK, drh. Teuku Reza Ferasyi mengatakan, kuliah umum ini terselenggara dalam rangka HUT ke63 FKH USK sebagai bukti peran perguruan Tinggi dalam menyikapi masalah Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya melalui makanan(foodborne), udara (airborne) dan kontak langsung dengan hewan yang sakit.
Baca Juga: Pisah Sambut Danlanal TB/ AS, Bupati:Terima Kasih Atas Kerjsama Selama Berdinas di Asahan
Teuku Reza menambahkan bahwa, hubungan manusia, satwa liar, dan lingkungan dapat digambarkan di bawah konsep One Health.
Konsep ini lebih menekankan kemanunggalan kesehatan manusia, kesehatan satwa, kesehatan tumbuh-tumbuhan dan kesehatan lingkungan.
Maka dalam hal ini para pemangku kepentingan terkait satwa liar diharapkan mampu mencegah, mendeteksi dan merespon serta melaporkan setiap ancaman penyakit infeksi emerging dan zoonosis di hot spot area.
Baca Juga: Langgar Syariat Islam, Lima Orang Warga Aceh Selatan Diksekusi Hukuman Cambuk Ratusan Kali
Khususnya di daerah-daerah yang masih memiliki banyak Kawasan koservasi satwa liar.
Jadi kami mengajak pemangku kepentingan untuk sepaham dalam penerapan konsep mendukung Penguatan Edukasi dan Riset Konservasi Satwa Liar Berbasis Konsep One Health, ujarnya.
Disamping itu, Wakil Rektor 1, Prof Dr. Agussabti, mengapresiasi atas terselenggaranya kuliah umum ini. Universitas Syiah Kuala sebagai salah satu di wilayah sumatera berstatus PTNBH nasional dan berkelas internasional.
Baca Juga: Langgar Syariat Islam, Lima Orang Warga Aceh Selatan Diksekusi Hukuman Cambuk Ratusan Kali
Inovasi-inovasi penelitian USK Banda Aceh harus mengangkat koservasi satwa liar sebagai salah satu kekuatan yang dimiliki Kawasan Leuser, termasuk Aceh di dalamnya lebih digaungkan di kacah internasional.