Realitasonline.id-Palembang | Insiden tragis terjadi di Palembang, Sumatera Selatan, yang melibatkan seorang siswi SMP berinisial AA (13) yang ditemukan tewas setelah diduga menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan oleh empat remaja di bawah umur.
Kasus ini mencuat setelah jasad korban ditemukan di TPU Talang Kerikil pada tanggal 1 September 2024, dan langsung menarik perhatian publik.
Menurut keterangan Kapolrestabes Palembang, Kombes Harryo Sugihhartono, pembunuhan ini berawal ketika IS (16), yang merupakan kekasih korban, mengajak AA untuk menonton pertunjukan. Namun, ajakan itu justru berujung pada tragedi.
"Modusnya dengan mengajak korban jalan. Korban kemudian diajak ke lokasi dekat krematorium," ujarnya.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Tangisan Perempuan, Bisa Jadi Karena Hal Ini Kata Ustaz Hanan Attaki
Setelah sampai di lokasi, AA dibekap oleh IS dan rekan-rekannya, MZ (13), NZ (12), dan AS (12). Dalam keadaan tak berdaya, korban dicabuli secara bergilir.
"Diawali oleh IS, MZ, NZ, dan AS,” tambah Harryo.
Seiring berkembangnya kasus ini, orang tua dari para pelaku justru menunjukkan sikap yang mengejutkan. Mereka mengklaim bahwa anak-anak mereka tidak bersalah dan tidak merasa perlu meminta maaf kepada keluarga korban.
S, orang tua IS, dengan tegas menyatakan, "Anak kami tidak bersalah, jadi untuk apa meminta maaf? Kalau anak kami bersalah, baru kita wajib minta maaf."
Baca Juga: Babak Baru PPPK Langkat: PTUN Putuskan Pembatalan Kelulusan Terkait Ratusan Guru Honorer Tahun 2023
Orang tua para pelaku juga menekankan bahwa anak-anak mereka adalah individu yang baik dan terlibat dalam kegiatan positif. E, ibu dari AS, menambahkan, "Kami tidak pernah bertemu keluarga korban, karena anak kami tidak bersalah."
Namun, fakta yang terungkap di lapangan menunjukkan bahwa kasus pembunuhan ini sangat serius. Tim Jatanras Polrestabes Palembang berhasil menangkap keempat terduga pelaku dan menggelar pra-rekonstruksi untuk menggali lebih dalam kronologi kejadian.
Selama pra-rekonstruksi, keempat pelaku dihadirkan untuk memperagakan cara mereka membunuh dan mencabuli korban, dan keluarga korban juga hadir untuk memantau proses tersebut.
Selama proses penyidikan, pihak kepolisian masih mencari tahu lebih dalam mengenai keterlibatan masing-masing pelaku. Harryo menjelaskan bahwa meski empat orang sudah diamankan, belum ada penetapan tersangka resmi.