KPAD Asahan Apresiasi PPA Sat Reskrim Polres Asahan Minta Segera Tangkap Ketiga Pelaku

photo author
- Jumat, 14 Februari 2025 | 16:50 WIB
ilustrasi anak di bawah umur hamil
ilustrasi anak di bawah umur hamil

"Alhamdulillah, kehadiran ibu Lin sangat membantu pengungkapan kasus ini," ungkap Awaluddin lagi.

Di samping itu, Awal yang juga seorang advokat itu berharap kepada Satreskrim Polres Asahan untuk mengungkap dan menangkap para pelaku yang disebut-sebut sebanyak tiga orang, yang kesemuanya adalah orang yang dikenal korban dan semuanya telah berumah tangga.

"Kami meminta kepada Unit PPA Sat Reskrim Polres Asahan untuk segera mengungkap dan menangkap pelaku untuk dimajukan ke meja hijau," kata Awaluddin.

KPAD juga akan meminta kepada Kapolres Asahan kalau perlu Kapoldasu untuk memperkuat Unit PPA dalam pengungkapan kasus khususnya pemenuhan hak-hak anak dalam mendapatkan proses hukum yang cepat, efisien dan biaya ringan.

"Kehadiran Unit PPA ke BP Mandoge merupakan bentuk keseriusan dalam menyelesaikan kasus ini," ungkap Awaluddin lagi.

Baca Juga: Masuk Jajaran Perusahaan Elite di Asia-Pasifik 2025, BRI Sejajar dengan Sumitomo, Nissan, Toyota dan Nippon


Berdasarkan hasil konfirmasi yang dilakukan KPAD bersama UPTD PPA Dinas P2KBP3A Kabupaten Asahan mengatakan bahwa perbuatan pencabulan itu dilakukan oleh seseorang sejak dirinya kelas III SD.

"Sejak tiga SD saya mengalami ini oleh Jiran tetangganya di kebun," ungkapnya demgan tertunduk.

Korban yang tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang kakak yang memiliki keterbelakangan mental dapat dikategorikan sebagi orang yang tidak mampu. Karena orangtuanya sudah terlihat renta dan bekerja sebagai pembantu memanen buah sawit milik warga dengan penghasilan tidak lebih dari Rp50 ribu per hari dan itupun tidak tiap hari.

Kepolosan dan kondisi sosial ekonomi korban ini dimanfaatkan oleh ketiga tetangganya itu. Bahkan dua di antaranya disebutkan sering memberikan uang saat melakukan hubungan badan hingga korban hamil dua bulan.

Baca Juga: Masuk Jajaran Perusahaan Elite di Asia-Pasifik 2025, BRI Sejajar dengan Sumitomo, Nissan, Toyota dan Nippon

 

 


"Kondisi kehamilan korban itu tentu akan memperburuk kondisi ekonomi keluarga korban. Oleh karena itu kami meminta pemerintah desa, kecamatan dan juga Dinas Sosial untuk bisa melakukan rehabilitasi ekonomi terhadap keluarga korban," katanya.

Korban saat ini duduk di bangku kelas tiga SMP terancam akan putus sekolah bahkan sudah ada surat yang keluar dari sekolah tentang status pelajarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X