Realitasonline.id| MEDAN - DPRD Medan akan panggil stakeholder Bulog yakni pengusaha-pengusaha beras di Kota Medan Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi 3 DPRD Medan Afif Abdillah. Dia mempertanyakan di mana permasalahannya kenapa sampai HET (harga eceran tertinggi) beras masih melambung.
"Kita akan panggil pengusaha beras untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi 3 DPRD Medan dan mempertanyakan soal HET beras ini,” kata Afif Abdillah, Kamis 25/4/2024.
Baca Juga: Melalui Kemitraan SOL Dampingi Petani Kembangkan Bawang Merah di Pahae
Sebelumnya, Komisi III DPRD Medan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang Bulog Medan di Jalan Jemadi Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur pada Senin (22/4/2024).
Dalam sidak itu Afif Abdillah bersama anggota Komisi 3 Erwin Siahaan.
Sidak dilakukan karena di lapangan harga beras masih sangat mahal dan tembus Rp 17 ribu per kilogramnya.
Kondisi tersebut membuat Komisi III ingin mencari tahu apa permasalahan di lapangan, apakah stok beras sudah tidak mencukupi untuk kebutuhnan Kota Medan, sebut Afif.
Pada sidak tersebut, rombongan diterima Wakil Kepala Cabang Perum Bulog Medan Matius Sitepu.
Matias Sitepu menjelaskan harga beras premium dari Bulog tidak mahal Rp 13.400 per Kg dan masyarakat bisa membelinya langsung ke Bulog.
Matius lebih lanjut menjelskan Bulog menjual beras kepada pabrik atau kilang seharga Rp 12 ribu per Kg.
Beras yang sampai ke kilang biasanya dikemas dengan merek-merek yang dimiliki kilang tersebut. Karena kilang memiliki merek beras tersendiri.
Di kilang, mereka mencampur beras premium Bulog dengan beras lokal. Campuran beras premium dan lokal ini diharapkan, kilang bisa mendistribusikan beras dengan menurunkan harga.
Beras di lapangan tidak semuanya beras dari Bulog, tapi kalau dicampur dengan beras lokal. Misalnya harga beras lokal dibeli kilang Rp 14.000 -Rp 14.500 per Kg ditambah harga beras Bulog Rp 12.000 pe Kg, jika dijumlahkan jadi Rp 26.000, lalu dibagi 2 menjadi Rp 13.000, kata Matius.