Selain dari pada itu, untuk mengolah informasi yang begitu banyak dan cepat dibutuhkan pemahaman terkait dasar-dasar pembuatan keputusan ekonomi yang cerdas. Keputusan ekonomi yang cerdas terindikasi dari kemampuan meracik sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan benefit. Untuk penciptaan nilai yang terkristalkan dalam perilaku dibutuhkan literasi ekonomi, karena pada prinsipnya literasi ekonomi merupakan alat yang berguna untuk merubah perilaku dari tidak cerdas menjadi cerdas. Seperti bagaimana memanfaatkan pendapatan untuk menabung, berinvestasi, proteksi dan memenuhi kebutuhan hidup. Membuat keputusan ekonomi yang cerdas adalah suatu pilihan, dan pilihan ini memerlukan upaya.
Selain upaya maka individu juga perlu memahami syarat-syarat yang tepat guna membuat keputusan ekonomi sehari-hari. Terkait upaya dan persyaratan tersebut maka literasi ekonomi menjadi suatu pilihan yang sebaiknya dimiliki oleh seseorang. Hanya saja pada kenyataannya tidak semua orang memiliki literasi ekonomi yang memadai guna membuat keputusan yang cerdas. Lanjut, akibat dari pemahaman literasi ekonomi yang tidak memadai akan tampak dari bagaimana seseorang mengalami kesalahan ketika membuat keputusan pembelanjaan dan lain-lainnya.
Efek lanjutannya adalah bertendensi mengalami kesulitan pemenuhan dana untuk berbagai aktivitas. Kesulitan itu dapat terjadi pada tataran individu atau pun keluarga, karena aktivitas eknomi dalam keluarga seringkali mengalami kebocoran sehingga lebih besar pasar dari pada tiang. Proses pengeluaran yang begitu besar tanpa didukung oleh pemasukan yang memadai hanya akan mengakibatkan kesulitan hidup.
Jumlah penduduk saat ini Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, dengan total penduduk mencapai 279 juta jiwa. Jumlah penduduk dunia mencapai 8,09 miliar jiwa per Februari 2024. Nilai tersebut meningkat 0,62% (year-on-year/yoy) dibandingkan populasi di tahun 2023, sebagian besar masih menghadapi kendala dalam kesejahteraan hidup.
Hal ini dapat dilihat dari indikasi pendapatan per kapita masyarakat yang baru mencapai sebesar US$2600. Dengan pendapatan per kapita sebesar itu, perlu pengelolaan yang baik, sehingga dapat mengoptimalkan pengalokasiannya. Di samping itu penggunaan sumber pembelanjaan, pengelolaan risiko, dan penyiapan dana pensiun yang tepat perlu dipikirkan lebih mendalam.
Untuk itu perlu adanya kesadaran terkait mencapai kemerdekaan keuangan, yakni jika mampu menyelaraskan antara penggunaan dana dengan pendapatannya. Ini berarti dalam praktik keuangan yang sehat harus dihindari adanya praktik besar pasak daripada tiang. Di samping itu keamanan keuangan di masa depan terjamin, dan antisipasi terhadap kerugian yang besar di masa mendatang, baik yang bersumber dari kehilangan jiwa anggota keluarga maupun kekayaan perlu dilakukan.
Pada prinsipnya literasi ekonomi merupakan alat untuk mencapai tujuan, hanya saja pada kenyataannya tidak semua orang memiliki literasi ekonomi yang tinggi sehingga mengkerucutkan peluang mencapai kesejahteraan. Salah satu indikatornya adalah menjadi orang yang cerdas dalam mengelola sumber daya ekonominya guna mencapai kesejahteraan. Lebih jelasnya akan tampak dari pembedahan menggunakan perspektif seperti membangun aset, mengelola utang, menabung dan lain sebagainya.
Dengan demikian, dapat diperas lagi bahwa pada prinsipnya keputusan ekonomi yang diambil bermaksud mengoptimalkan kemakmuran atau kesejahteraan individu maka pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang kompleks mengingat perlu mempertimbangkan situasi dan informasi secara cermat dengan cara melakukan analisis yang kritis, mendalam dan komprehensif.
Ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan atas sumber daya yang langka dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan demikian, munculnya ilmu ekonomi didasarkan kepada jumlah sumber daya yang terbatas dengan kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas. Fenomena keterbatasan tersebut melahirkan suatu kondisi yang disebut kelangkaan (scarcity).