Realitasonline.id - Medan | Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diikuti oleh Kepala Desa se-Kabupaten Mandailing Natal (Madina) ditaksir habiskan uang negara sebanyak Rp2,6 miliar.
Anggaran itu jika ditotalkan dengan jumlah desa yang ada di Madina sebanyak 377 desa dikalikan dengan kontribusi yang ditetapkan oleh pelaksana kegiatan yakni oleh Lembaga Study Strategi dan Inovasi Pembangunan (LSSIP) sebesar Rp7 juta pero rang peserta bimtek.
Adapun dari uang kontribusi itu, merupakan biaya untuk mengikuti bimtek selama 4 hari 3 malam dengan rincian setiap kamar diisi oleh 2 orang kepala desa.
Lalu, selama mengikuti bimtek para kepala desa akan mendapat makan 3 kali sehari, 2 kali coffea break, tas, baju, modul pelatihan dan starter kit.
Dalam undangan kegiatan yang dilihat, Bimtek digelar di tiga lokasi berbeda yakni Danau Toba Internasional Hotel yang terletak di Jalan Imam Bonjol No.17 Medan, Hotel Grand Kanaya serta Hotel Griya Medan di Jalan T Amir Hamzah.
Ada yang janggal dari kegiatan Bimtek yang dilaksanakan di Hotel Danau Toba. Amatan wartawan Bimtek itu seperti kegiatan yang tidak terbuka dan ada kesan disembunyikan.
Pasalnya, dalam pelaksanaannya kegiatan bimtek itu justru tertutup tanpa papan informasi lazimnya kegiatan dilaksanakan di sebuah hotel.
Lalu, masih tampak dari pantauan wartawan juga para kepala desa justru lebih banyak nongkrong di Cafe yang ada di hotel itu ketimbang mengikuti materi kegiatan dari narasumber yang telah dipersiapkan oleh panitia pelaksana.
Panitia pelaksana sendiri seperti menutupi akses informasi saat awak media mencoba menemui salah seorang yang berada di meja Panitia Registrasi Bimtek Kades Se-kabupaten Madina.