Realitasonline.id - Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius yang dialami oleh balita di Indonesia. Anak usia balita merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah gizi.
Anak Balita mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat sehingga memerlukan asupan gizi yang tepat baik secara jumlah maupun komposisinya.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting mencapai 19,8 %, masih di atas target nasional tahun 2025 sebesar 18,8 %.
Baca Juga: Lantik 81 Pejabat, Bupati Bireuen Haji Mukhlis: Tidak Serius Bisa Dipindahkan Lagi
Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan. Anak yang mengalami stunting berisiko memiliki kecerdasan yang lebih rendah, daya tahan tubuh lemah, dan rentan
terhadap penyakit kronis di masa depan.
Gangguan ini terjadi akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan pola makan yang tidak tepat, terutama pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Untuk mencegah stunting, keluarga perlu memahami dan menerapkan prinsip gizi seimbang. Gizi seimbang berarti asupan makanan sesuai kebutuhan usia, jenis
kelamin dan aktivitas dengan memperhatikan variasi, kebersihan, dan gaya hidup sehat.
Penelitian Sharn et al. (2025) menunjukkan bahwa intervensi gizi seimbang berbasis keluarga mampu menurunkan stunting hingga 30 % di negara berkembang.
Sementara itu, Pozo Hernández dan Benitez Cuaces (2024) membuktikan bahwa edukasi gizi berbasis komunitas yang menekankan konsumsi bahan pangan lokal
seperti ikan, telur, dan sayur hijau meningkatkan skor gizi anak hingga 20 %
dalam enam bulan.
Baca Juga: Polsek Tanjung Beringin Sergai Ringkus Pengedar Narkotika, Ini Barang Buktinya
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2022) dan didukung oleh temuan Sharn et al.
(2025) serta Escher et al. (2024) bahwa prinsip gizi seimbang yang efektif untuk
mencegah stunting meliputi empat pilar utama yaitu :
a. Makan Makanan Beragam
Tidak ada satu makanan pun yang mengandung semua zat gizi. Makanan dengan komposisi karbohidrat (nasi, jagung, ubi, kentang), protein hewani (ikan, telur,
ayam, daging, susu) dan protein nabati (tempe, tahu, kacang-kacangan), sayur, serta buah harus hadir di setiap menu anak.
b. Menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. Makanan harus dimasak matang, air minum bersih, dan tangan dicuci dengan sabun untuk mencegah infeksi penyebab gangguan penyerapan gizi.