medan

Pemberdayaan Masyarakat: Kunci Kemandirian Kesehatan dalam Perspektif Keperawatan Orem

Kamis, 16 Oktober 2025 | 23:10 WIB
Citra Hutri Anggry Ani, S.Kep., Ns. (Realitasonline.id/Dok)

Penulis: Citra Hutri Anggry Ani, S.Kep., Ns & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (Program Magister Ilmu Keperawatan F.Kep. USU)

Realitasonline.id - Kesehatan masyarakat tidak bisa hanya ditopang oleh rumah sakit dan tenaga medis. Kesehatan sejati lahir dari kemandirian masyarakat dalam menjaga dan merawat dirinya sendiri.

Inilah semangat dari konsep pemberdayaan masyarakat. Proses ini menempatkan masyarakat bukan sebagai penerima layanan, melainkan sebagai pelaku utama
dalam pembangunan kesehatan.

Dalam praktiknya, pemberdayaan masyarakat berarti membuka ruang partisipasi warga dalam mengenali masalah kesehatan, mengambil keputusan, dan
melaksanakan tindakan pencegahan maupun pengobatan.

Baca Juga: Pemberdayaan Masyarakat sebagai Kunci Pencegahan Stunting: Dari Komunikasi Menuju Aksi

Proses ini tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab bersama terhadap kesehatan.

Berbagai studi internasional menunjukkan efektivitas pendekatan ini. Haldane dkk. (2019) dalam jurnal PLOS ONE menegaskan bahwa keterlibatan aktif komunitas dapat meningkatkan hasil kesehatan, terutama di wilayah dengan keterbatasan tenaga medis.

Avery dkk. (2021) dalam BMC Public Health menemukan bahwa health promotion lab program riset aksi berbasis komunitas mampu memperkuat kemampuan warga dalam merancang dan menjalankan program kesehatan yang sesuai kebutuhan
mereka.

Hal ini juga sejalan dengan Haldane dkk. (2019) menunjukkan bahwa keberhasilan program berbasis komunitas bergantung pada proses partisipatif yang kuat dan hubungan organisasi yang mendukung.

Baca Juga: Penguatan Komunitas Menuju Kesehatan Berkelanjutan: Implementasi Health Promotion Model dalam Keperawatan Komunitas

Artinya, pemberdayaan tidak cukup hanya dengan edukasi. Diperlukan struktur kolaboratif antara tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan organisasi lokal agar perubahan perilaku dapat berakar secara sosial dan budaya.

Proses ini mendorong munculnya social capital baru, yaitu kepercayaan, solidaritas, dan kepedulian sosial yang memperkuat kesehatan masyarakat.

Dalam keperawatan, pemberdayaan masyarakat bukan hanya strategi.  Hal ini merupakan bagian dari filosofi profesi itu sendiri. Dorothea Orem melalui Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kemampuan alami untuk merawat dirinya sendiri (self-care agency).

Tugas perawat adalah membantu individu atau komunitas mengembangkan kemampuan tersebut ketika terjadi kekurangan (defisit) perawatan diri.

Halaman:

Tags

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB