Baca Juga: KETIKA SUNYI MENYEMBUNYIKAN BAHAYA: MEDAN BERJUANG MENGHADAPI KANKER SERVIKS
Inilah inti dari 3M Plus. Bukan sekadar slogan, tetapi cara kerja yang terbukti menghentikan perkembangbiakan nyamuk dari sumbernya.
Lingkungan Pasca Banjir: Ladang Baru Aedes aegypti
Setelah banjir surut, masyarakat sering fokus pada membersihkan lumpur dan memperbaiki perabotan yang rusak. Namun ada hal lain yang diam-diam mengintai:
❖ Plastik yang menampung air hujan
❖ Bekas kaleng dan botol yang mengapung
❖ Tempurung kelapa
❖ Cekungan kecil di tanah
❖ Talang rumah yang penuh daun
Semua ini merupakan tempat ideal bagi nyamuk berkembang. Mahasiswa keperawatan yang turun ke rumah warga kerap menemukan jentik justru pada benda-benda kecil yang luput dari perhatian. “Pasca banjir, tugas kami bukan hanya mengajari cara bersih-bersih,” kata seorang mahasiswa tingkat akhir. “Tapi meyakinkan masyarakat bahwa titik air sekecil apa pun bisa menjadi ancaman.”
Ketika Analisis Bertemu Aksi
Belajar di kelas dan menghadapi situasi nyata di lapangan ternyata sangat berbeda. Analisis kasus, peta wilayah rawan, dan perilaku masyarakat menjadi senjata penting bagi mahasiswa dan petugas kesehatan dalam menetapkan strategi penanggulangan.
Mereka belajar bahwa DBD bukan sekadar penyakit, tetapi fenomena sosial lingkungan. Penyakit ini bertambah parah bukan hanya karena nyamuk berkembang, tetapi karena:
❖ Kurangnya kesadaran masyarakat
❖ Kebiasaan menyimpan barang bekas
❖ Tidak rutin membersihkan rumah setelah banjir
❖ Kurang memperhatikan saluran pembuangan
Melalui penyuluhan, pemeriksaan jentik, hingga edukasi kreatif, mahasiswa menyadarkan masyarakat bahwa kesehatan bukan hanya tugas rumah sakit melainkan urusan bersama.
Baca Juga: Ketika Ilmu Bertemu Nurani: Penerapan Filsafat Ilmu dalam Pelayanan Keperawatan
Menuju Medan yang Lebih Siaga
Ketika hujan terus turun dan banjir menjadi risiko tahunan, kesiapan masyarakat menjadi kunci. Generasi baru perawat dan tenaga kesehatan di Medan kini tidak lagi hanya berfokus pada tindakan klinis. Mereka belajar membaca lingkungan, memahami pola penyakit, dan mengajak masyarakat bergerak bersama. Karena melawan DBD bukan hanya urusan medis, tetapi juga cara kita menjaga lingkungan. Dalam suasana musim hujan yang penuh ketidakpastian ini, ada satu pelajaran besar yang harus dipegang oleh setiap keluarga di Medan: “Satu genangan kecil bisa menjadi awal musibah besar. Dan satu tindakan kecil bisa menyelamatkan banyak
nyawa” Itulah makna kesiapsiagaan kesehatan masyarakat pelajaran yang tidak hanya dipahami di ruang kelas, tetapi dibuktikan di setiap sudut kota setelah banjir surut.