Medan - Realitasonline.id | Rombongan jamaah haji Kloter 5 asal Kota Medan dan Tanjung Balai, mendarat Pukul 07.34 WIB di Bandara Kualanamu menggunakan pesawat Garuda nomor penerbangan GA 3205 dari Tanah Suci sampai dengan selamat, Minggu (9/7/2023).
Dengan sejumlah bus yang disediakan jamaah diangkut menuju Asrama Haji Medan, disambut Ketua PPIH Debarkasi Medan 1444 H/2023 H.Ahmad Qosbi beserta jajajaran.
Serangkaian pemeriksaan dilakukan petugas PPIH, mulai dari pemeriksaan kesehatan, pemberian paspor, koper, air zamzam hingga acara seremonial menjadi Standart Operation Prosedure (SOP), panitia saat penerimaah jamaah di Asrama Haji Medan selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga.
Baca Juga: Lomba Desa Terbaik, Tim Provsu Turun ke Desa Rawang Lama Asahan
Salah satu dari jamaah haji Kloter 5 asal Kota Medan, Marwati Manifest 058 berhak dipanggil hajjah ternyata punya kisah selama di Tanah Suci. Ketika ditanya saat di Muzdalifah, dimana terjadi peristiwa yang menghebohkan terkait viralnya banyak jamaah yang terlantar akibat bus yang menjemput terlambat datang.
Hj Marwati malah bilang kalau mereka tak ada masalah. Busnya datang tepat waktu. Mereka sebentar saja berada di sana, karena batu-batu untuk pelontaran sudah disediakan masing-masing dalam kantongan kain oleh KBIH.
"Saat sampai di Muzdalifah, masing-masing kami tinggal mengambil kantongan kain yang berisi batu-batu untuk melontar yang disediakan KBIH. Selesai tak lama kami pun diarahkan ke pintu keluar untuk menunggu bus jemputan mengantar ke Mina tidak ada hambatan. Saat pelontaran di Mina juga tidak masalah kami sampai 3 hari di sana (nafar sani)," sebutnya.
Baca Juga: Pengedar Sabu Ditangkap Polsek Bilah Hilir di Pangkatan Labuhanbatu
Marwati bilang, kalau masalah kepadatan itu memang terjadi, namun baginya tetap terus istigfar (minta Ampun kepada Allah), "jadi dengan itu, kita merasa tenang beribadah", ucapnya.
Marwati bercerita, sepanjang di Tanah Suci jamaah terus padat. Seperti di Haram, untuk thawaf, sai, melontar alhamdulillah dapat dilakukan sendiri, tapi beruntung terus ada yang dampingi.
Jamaah seperti Marwati memang beruntung, disamping tetap didampingi petugas, fisiknya juga mumpuni. Kalau dilihat masih dalam kondisi bugar.
Baca Juga: Pamitan Dengan Wartawan, Dwi Prasetyo Wibowo : Mohon Kapolres Yang Baru Dibantu
Salah seorang menantunya bernama Sofyan mengungkapkan, ibundanya ini sering melakukan jalan pagi bersama rekannya, sehabis melaksanakan sholat subuh di masjid. Ibu kini sendiri, sudah dua puluh tahun ayah (suaminya) meninggal dunia. Semenjak itu ia sendiri banting tulang dengan berjualan kedai sampah.