Realitasonline.id | Gencarnya dukungan untuk memboikot produk-produk Israel tentu memiliki dampak yang sangat besar terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.
Belakangan ini MUI itulah mengeluarkan fatwa tentang haram membeli produk yang mendukung secara nyata Israel.
Fatwa yang dikeluarkan tersebut oleh ketua MUI bentuk komitmen dukungan perjuangan kemerdekaan kepada bangsa Palestina terhadap perlawanan agresi Israel dengan upaya kemanusiaan.
Baca Juga: MUI Serukan Boikot Produk Pro Israel, Quraish Shihab: Pikirkan Dulu dan Harus Diteliti Kejelasannya
"Bagi pendukung ataupun pihak yang mendukung Israel baik langsung ataupun tidak atau dengan sengaja membeli produk dari Israel maka hukumnya haram," ucap Buya Yahya dilansir dari kanal YouTube Al Bahjah TV 16 November 2023.
Berkaitan dengan hal tersebut Buya Yahya memberikan penjelasan apa yang seharusnya dilakukan para pekerja ataupun perusahaan besar pendukung Israel itu harus diberikan.
"Adapun masalah pemboikotan sebetulnya yang paling penting itu menghidupkan hati jangan sampai hati itu mati," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan bahwa kita harus mengajak masyarakat terutama muslim untuk berjuang melawan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Baca Juga: Begini Kata Buya Yahya Jika Seseorang Mengaku Keturunan Nabi atau Habib
Walaupun tidak bisa berjuang dengan nyawa, salahnya ikut berjuang dengan memberikan doa ataupun sebagian harta dengan membantu Palestina sebagai dasar kemanusiaan.
"Diajak yang bekerja misalnya dengan saya tidak bekerja di sini maka itu adalah suatu perjuangan saya. Karena apa? Kalau tetap untuk membesarkan perusahaan ini maka sesungguhnya saya akan memerangi saudara saya sendiri," jelas Buya Yahya.
"Misalnya begini untuk menghindari dari produk-produk itu lihat akan muncul juga produk-produk saudara kita yang kaya siapa? Saudara-saudara kita juga," tambah Buya Yahya.
Baca Juga: Bolehkan Membaca Al-Qur'an tanpa Berwudhu? Buya Yahya: Beda Memegang dan Beda Melafalkan
Selain itu Buya Yahya juga menyarankan untuk mengosongkan produk-produk yang diboikot kepada masyarakat untuk menggantikan dengan produk-produk lokal.
