Oleh: Dr Siti Zahara Nasution SKp MNS dan Angenia Itoniat Zega SKep NS (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)
Salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada anak-anak adalah obesitas. Obesitas adalah salah satu permasalahan kesehatan yang cukup serius dan mengkhawatirkan terutama bagi kelompok anak-anak.
Anak yang mengalami berat badan berlebih atau obesitas cenderung mengalami hal yang sama pada saat dewasa.
Obesitas telah banyak dikaitkan dengan meningkatnya angka kematian sejak dini dan tingginya kejadian penyakit degeneratif seperti diabetes tipe II, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, peningkatan kadar kolesterol serta beberapa penyakit kanker.
Baca Juga: Pimpin Apel Terakhir, AKBP Yudhi Hery Setiawan: Kami Harap Polrestabes Medan semakin Maju
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2020 sebanyak 38 juta anak usia dibawah lima tahun diseluruh dunia mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Berdasarkan hasil studi Status Gizi Indonesia Tahun 2022, jumlah anak balita kelebihan berat badan mencapai 3,5 persen.
Sementara itu data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan angka obesitas di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dari 2007 yang hanya 18,8% bertambah pada 2013 menjadi 26,6%, dan Tahun 2018 menjadi 31%.
Pelaksana Tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Lovely Daisy mengatakan penyebab obesitas terbagi menjadi dua, pertama yaitu faktor genetik dan kedua yaitu faktor lingkungan (pola makan, asupan energi yang berlebih, konsumsi gula, garam, lemak yang tinggi, serta pola aktivitas fisik).
Baca Juga: Life Review Therapy Telah Terbuka Mengurangi Depresi Pada Lansia
Penyebab obesitas lebih dari 70% berasal dari pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Selain itu, pola asuh dalam keluarga yang kurang teredukasi untuk menyediakan makanan bergizi seimbang.
Pencegahan obesitas pada anak sejak usia dini harus melibatkan seluruh anggota keluarga, lingkungan, tenaga kesehatan, dan bahkan pemerintah.
Di Posyandu pemantauan tumbuh kembang bayi dilakukan melalui pengukuran
tinggi badan dan berat badan secara berkala.
Setelah itu, hasilnya akan dimasukkan ke dalam buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Jika grafik dalam buku KIA menunjukkan anak mengalami obesitas, para kader yang mencatat akan segera memberikan edukasi kepada orangtua mengenai pengelolaan makanan bergizi bagi anak atau aktivitas ringan yang bisa mengembalikan berat badan anak menjadi normal.
Upaya pencegahan dan pengendalian obesitas pada anak bisa dilakukan melalui Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Misalnya, di Sekolah melalui usaha kesehatan sekolah (UKS), di masyarakat melalui upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) serta yang paling penting melalui pendekatan keluarga.