Realitasonline.id - Pertanyaan mengenai vape dan dampaknya terus menggeliat di berbagai negara, dan beberapa pihak, yang sering disebut sebagai WHO (World Health Organization), telah menjadi protagonis dalam mendesak negara-negara untuk melarang penggunaan vape dengan berbagai perasa.
WHO menyampaikan “langkah-langkah mendesak” diperlukan untuk mengendalikan pemakaian rokok elektrik atau vape.
Salah satu argumen utama yang dikemukakan oleh WHO adalah risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan vape. Pernyataan-pernyataan mereka mencakup kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang dari paparan zat kimia dalam cairan vape.
Baca Juga: Menelusuri Kekuatan Overpower dalam Karakter Anime, Ada Jagoanmu?
Pasalnya beberapa peneliti, aktivis, dan pemerintah melihat vape sebagai alat utama dalam mengurangi kematian dan penyakit yang disebabkan oleh rokok konvensional.
Namun, WHO menegaskan hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa vaping membantu perokok berhenti dan vape dapat mendorong kecanduan nikotin pada non-perokok, terutama anak-anak remaja.
Organisasi tersebut juga menekankan risiko penggunaan vape oleh anak-anak dan remaja. Kekhawatiran terfokus pada efek samping kesehatan dan dampak perilaku yang mungkin terjadi pada generasi muda. Penentang larangan berpendapat bahwa pendekatan yang lebih terarah terhadap pencegahan penggunaan oleh anak-anak bisa lebih efektif daripada larangan menyeluruh.
Baca Juga: Bukan Sekedar Dessert! Ini Resep Dessert Peach Gum Kaya Kolagen, Bikin Kulit Mulus Glowing
“Anak-anak direkrut dan dijebak pada usia dini untuk menggunakan rokok elektrik dan mungkin kecanduan nikotin,” Ungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari Reuters pada Jumat (15/12).
WHO mendesak perubahan, termasuk larangan bagi semua bahan penyedap rasa seperti mentol dan penerapan langkah-langkah pengendalian tembakau pada vape.Termasuk pula dengan pajak yang tinggi dan larangan penggunaan ditempat umum.
“Lebih banyak anak berusia 13-15 tahun yang memakai vape dibandingkan orang dewasa diseluruh dunia, dibantu dengan pemasaran yang sangat agresif.”
Baca Juga: Lagi Program Naikkan Berat Badan? Yuk Ikhtiar Dengan Resep Ini, Bahan Terakhir Jangan Sampai Ketinggalan
Beberapa organisasi anti tembakau mendorong peraturan yang lebih ketat terhadap produk nikotin baru, dengan menargetkan alternatuf yang menjadi landasan beberapa perusahaan rokok raksasa seperti Philip Morris International (PM.N)