Sebaliknya, mereka meluangkan waktu untuk menyendiri dan memikirkan tindakan yang mungkin diambil.
Pada akhirnya, hal ini menghasilkan lebih sedikit konfrontasi dan
pola asuh yang lebih efektif.
Meskipun terlibat perselisihan pada suatu saat tentu tidak dapat dihindari, percakapan yang tenang dan penuh perhatian jauh lebih efektif
dibandingkan pertengkaran.
Selain itu, anak-anak yang diberi penjelasan logis atas hukuman atau teguran apa pun akan lebih siap untuk memahami dan menolak melakukan
perilaku yang sama lagi.
Ini menghemat banyak waktu dan sakit kepala di masa depan bagi orang tua.
Baca Juga: Ingin Berubah Jadi Lebih Baik? Yuk Mengenal 3 Seni Mengenal Diri Sendiri Ala Socrates
2. Cerdas Secara Emosional
Ketika orang tua introvert merasakan anaknya kesakitan, mereka akan tanggap dan siap membantu.
Sifat kuat dari introvert adalah empati dan kasih sayang terhadap orang
lain.
Mereka sering merasakan hal ini pada orang asing, jadi jumlah empati yang mereka berikan terhadap orang yang mereka cintai sangat besar.
Anak-anak pasti akan mengalami gejolak emosi saat mereka tumbuh dewasa. Sayangnya, pengalaman traumatis seperti bullying cukup sering terjadi, terutama di sekolah.
Jika orang tua introvert menyadari situasi seperti ini, mereka tidak akan mengabaikannya begitu saja atau menyuruh anak mereka untuk bersikap tegar.
Baca Juga: Dililitkan Dibadan, Calon Penumpang Lion Air Ditangkap Bawa 4 Kg Sabu di Bandara Kualanamu
Sebaliknya, mereka siap mendengarkan,
memberikan nasihat berharga, dan mendukung anak mereka dengan cara apa pun yang diperlukan.
Sangat penting bagi anak-anak untuk merasa diperhatikan dan didengar oleh
orang tuanya, dan ini adalah salah satu contoh pola asuh yang sehat secara organik melalui orang tua yang introvert.