Bahaya! Jika Anak Anda Sering-sering Nonton Film Sadis Tumbuhkan Sifat Psikopatik Pada Dirinya

photo author
- Kamis, 25 Januari 2024 | 21:45 WIB
Anak belajar dengan cara meniru dari apa yang mereka lihat dari interaksi sosial. Pasalnya sejak lahir, jaringan otak yang mendukung pembelajaran interaktif sudah mulai berkembang.
Anak belajar dengan cara meniru dari apa yang mereka lihat dari interaksi sosial. Pasalnya sejak lahir, jaringan otak yang mendukung pembelajaran interaktif sudah mulai berkembang.

realitasonline.id - Tak dapat dipungkiri lagi kalau nonton film dan sinetron menjadi aktivitas favorit banyak orang untuk melepas penat setelah seharian beraktivitas.

Baca Juga: Apakah Sifat Psikopat akan Hilang dengan Sendirinya? Temukan Jawabannya Disini

Berdasarkan laporan dari KPI bahkan menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia menempati urutan teratas dalam urusan menonton siaran televisi terlama di antara negara-negara ASEAN.

Anak-anak Indonesia rata-rata menonton TV hingga 5 jam bahkan lebih setiap hari, sementara anak-anak negara ASEAN lain hanya menghabiskan waktu di depan TV 2 sampai 3 jam per hari.

Yang lebih disayangkan, kebanyakan tontonan yang mereka lahap setiap hari sarat akan unsur kekerasan dan hal-hal yang berbau sadis, yang sama sekali tidak mendidik.

Lantas, apa pengaruhnya nonton film sadis dan penuh kekerasan bagi tumbuh kembang anak?

Anak belajar meniru dari apa yang mereka lihat
Anak belajar dengan cara meniru dari apa yang mereka lihat dari interaksi sosial. Pasalnya sejak lahir, jaringan otak yang mendukung pembelajaran interaktif sudah mulai berkembang.

Itulah mengapa anak bisa mengenali dan meniru ekspresi wajah atau isyarat yang ada di lingkungan sekitarnya.

Sifat meniru tersebut bahkan terus berlanjut hingga anak sedikit dewasa, sehingga jangan heran jika anak Anda bisa meniru gerakan, perkataan, emosi, bahasa, atau perilaku Anda.

Hal inilah yang pada akhirnya membuat orangtua khawatir jika anak mereka meniru adegan-adegan yang ada di dalam televisi.

Dan benar saja. Dilansir dari Tribun News, pada akhir April 2015 lalu seorang anak kelas 1 SD di Pekanbaru meninggal dunia akibat dikeroyok oleh teman-temannya.

Menurut keterangan orang tuanya, korban dan teman-temannya sedang bermain sambil menirukan adegan perkelahian dalam sinetron “7 manusia harimau” yang sempat ditayangkan di televisi. Ini baru satu contoh dari sekian banyak kasus yang pernah terjadi.

Beberapa studi yang dilansir dalam Urban Child’s Institute menunjukkan bahwa terlalu banyak menonton televisi tak hanya berdampak negatif pada prestasi dan kesehatan anak secara keseluruhan, namun juga perkembangan perilakunya di masa depan.

Keseringan nonton film kekerasan menumbuhkan sikap psikopatik pada anak
Studi Guntarto tahun 2000 menunjukkan bahwa anak yang telalu banyak nonton film.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X