realitasonline.id - Pada perdagangan Jumat (26/1/2024) pada pukul 06.12 WIB harga minyak mentah terkoreksi tipis di pasar spot.
Setelah melonjak kemarin. Namun, harga minyak mrntah masih stabil tinggi di level US$ 77 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Mendekati Level Tertinggi dalam Empat Minggu Dipicu Konflik Timur Tengah
Di mana harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2024 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 77,06 per barel, turun 0,39% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 77,36 per barel.
Berdasarkan data yang dilansir dari Reuters, kemarin, harga minyak naik sekitar 3% dan sempat menyentuh level tertinggi sejak Desember setelah data ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal IV-2023.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan gangguan pelayaran di koridor Laut Merah masih menjadi sentimen yang membayangi pergerakan harga minyak.
Maersk mengatakan ketegangan geopolitik memaksa dua kapal yang dioperasikan oleh anak perusahaannya di AS yang membawa pasokan militer AS mundur ketika mereka transit di Selat Bab al-Mandab di lepas pantai Yaman, ditemani oleh Angkatan Laut AS.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Terus Melemah Masih Terseret Kekhawatiran Geopolitik di Timur Tengah
“Kami akhirnya melihat pasar energi menyadari kemungkinan besar bahwa gangguan rantai pasokan ini akan berlangsung selama berbulan-bulan,” kata Joshua Mahony, kepala analis pasar di Scope Markets seperti dikutip Reuters.
“Prospek solusi militer untuk memastikan perjalanan yang aman tampaknya tidak mungkin terjadi,” tambahnya.
Serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang minyak di Rusia selatan semalam juga memicu kekhawatiran pasokan, kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.
Sementara itu, di AS, penurunan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan pada minggu lalu, terutama karena cuaca dingin yang ekstrem, juga mendukung harga. Persediaan AS turun 9,2 juta barel pada minggu lalu, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA).
Data pada hari Kamis menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat, sebuah indikator permintaan positif, kata Yawger.