Realitasonline.id - Keluarga disfungsional adalah keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan emosional dan psikologis anggotanya secara konsisten. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Komunikasi yang tidak sehat: Kurangnya komunikasi, komunikasi yang agresif, atau komunikasi yang tidak jujur.
- Konflik yang tidak terselesaikan: Konflik yang sering terjadi dan tidak terselesaikan dengan baik.
Baca Juga: Wajib Tahu! Kenali Peran Genetik dan Lingkungan dalam Membentuk Kepribadianmu!
- Penyalahgunaan zat: Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang, atau zat lainnya.
- Kekerasan: Kekerasan fisik, emosional, atau seksual.
- Penyakit mental: Salah satu anggota keluarga memiliki penyakit mental yang tidak diobati.
Peran keluarga yang disfungsional dapat berdampak negatif pada anggotanya, seperti:
Rendahnya harga diri: Anggota keluarga mungkin merasa tidak dicintai, tidak dihargai, dan tidak aman.
Kesulitan menjalin hubungan: Anggota keluarga mungkin mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain dan menjalin hubungan yang sehat.
Masalah kesehatan mental: Anggota keluarga mungkin lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Mengidentifikasi keluarga disfungsional:
- Kurangnya komunikasi yang terbuka dan jujur: Anggota keluarga mungkin tidak merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan mereka atau untuk berbagi informasi penting.
- Konflik yang sering terjadi: Konflik mungkin sering terjadi dan tidak terselesaikan dengan baik.
- Peran yang tidak jelas: Anggota keluarga mungkin tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka atau bagaimana mereka harus berperilaku.
- Ketergantungan yang tidak sehat: Anggota keluarga mungkin terlalu bergantung satu sama lain dan tidak memiliki kehidupan yang mandiri.
- Penyangkalan: Anggota keluarga mungkin menyangkal bahwa ada masalah dalam keluarga.
Baca Juga: 4 Tips Menjalin Pertemanan di Kantor Sambil Menjaga Hubungan Tetap Profesional
Mengatasi keluarga disfungsional:
Terapi keluarga: Terapi keluarga dapat membantu anggota keluarga untuk berkomunikasi dengan lebih baik, menyelesaikan konflik, dan mengembangkan hubungan yang lebih sehat.
Terapi individu: Terapi individu dapat membantu anggota keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan mengembangkan harga diri yang sehat.
Grup pendukung: Grup pendukung dapat membantu anggota keluarga untuk bertemu dengan orang lain yang memiliki pengalaman yang sama dan untuk mendapatkan dukungan dan saran.