Sebagai contoh yaitu ketika kita pertama kali bertemu dengan seseorang secara tidak sadar kita menilai seseorang dengan cara berbicara, berpakaiannya, maupun berbagai karakteristik lainnya.
Menurut para ahli, halo effect didefinisikan sebagai pengaruh umum penilai kepada yang dinilai terhadap kesan pertama pada peringkat kualitas rate pada orang tertentu (Deesler, 2020).
Sebenarnya halo effect ini sama dengan first impresssion yang mana hal tersebut dapat bernilai positif maupun negatif terhadap orang baru yang dikenalnya saat pertama kali bertemu.
Dalam dunia kerja, ternyata halo effect sangat berpengaruh terhadap penilaian kinerja seseorang.
Contohnya yaitu ketika seorang karyawan melakukan pekerjaan di bidang tertentu dengan hasil yang baik, manajer cenderung percaya untuk memberikan pekerjaan lain terhadap dirinya meskipun di bidang yang berbeda.
Padahal, hasil pekerjaan karyawan tersebut di bidang yang lain belum tentu akan sama baiknya dengan yang pernah ia kerjakan pada pekerjaan sebelumnya.
Mengapa demikian? Karena semua akan tergantung pada potensi dan skill yang dimiliki oleh karyawan itu sendiri (Junaidi, 2021).
Begitu pun sebaliknya, jika seorang karyawan mempunyai bentuk tulisan yang buruk serta acak-acakanakan disimpulkan.
Bahwa ia termasuk orang yang pastinya akan acak-acakan dalam segala hal terutama dalam pekerjaannya walaupun kenyataannya tidak demikian.
Tidak semua hal negatif terdapat di dalam diri kita itu akan memengaruhi hal lainnya. Kita juga tidak bisa melabeli seseorang dengan hal yang buruk terus menerus, pasti di dalam dirinya terdapat hal positif.
Mungkin tulisan karyawan tersebut acak-acakan, namun untuk urusan lainnya seperti disiplin waktu ia sangat unggul dibandingkan karyawan lainnya.
Oleh karena itu halo effect di tempat kerja ini perludiatasi supaya tidak mengganggu penilaian secara subjektif, berikut ini caranya.
1. Jangan terlalu cepat menyimpulkan.
Ketika bertemu dengan seseorang pada pertama kali, mungkin kita akan kesulitan untuk tidak memberikan penilaian pada orang tersebut.
Akan tetapi, kita dapat mencoba dengan bersikap lebih kritis terhadap penilaian pertama yang harus kita bangun.
Bisa jadi hal tersebut dapat membuat penilaian secara objektif, dan kita tidak harus menyimpulkan dengan segera tentang penilaian kepada seseorangsaat pertama kalibertemu.
2. Memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan lain.
Selanjutnya yaitu dengan memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan lain, sehingga tidak ada perbedaan antar sesama karyawan.