realitasonline.id - Terkait pergerakan kurs rupiah di mana ditanggapi oleh Chief Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto mengatakan, secara fundamental, rupiah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti aliran investasi (investasi langsung dan portofolio).
Kewajiban pembayaran utang luar negeri (utang luar negeri pemerintah dan sektor swasta) serta transaksi berjalan, khususnya neraca dagang.
Pemerintahan baru diharapkan bisa membawa stabilitas bagi nilai tukar rupiah. Investasi berkelanjutan dapat memperkokoh posisi rupiah.
Dia memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan tetap menjaga stabilitas rupiah sehingga volatilitasnya tidak akan terlalu besar sebagaimana tujuan/misi utama mereka.
Seperti diketahui, konsensus memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.000-Rp 15.800 per dolar Amerika Serikat (AS) di tahun 2024.
Menyoal pemilihan umum (Pemilu), Suhindarto menilai, hasilnya tidak akan berdampak langsung pada pergerakan rupiah.
Menurutnya, pergerakan rupiah akan lebih banyak dipengaruhi oleh kepastian tentang arah kebijakan ekonomi yang diambil seperti defisit anggaran dan utang luar negeri, yang mana pada akhirnya berdampak pada dolar yang mengalir ke dalam negeri.
Menurut dia, potensi pergerakan rupiah akan sangat dipengaruhi oleh program kerja pemerintahan baru.
Dan karena sejauh ini pasangan calon (paslon) nomor urut 2 unggul pada hasil hitung cepat (quick count), yang cenderung melanjutkan program kerja pemerintahan sebelumnya.
Maka diharapkan bisa mendorong lebih banyak investasi mengalir masuk (inflow) ke Indonesia.
“Jika ini terjadi (inflow), maka bisa berdampak positif pada stabilitas rupiah,” paparnya.