Dia melihat, Pemerintahan Jokowi telah memberikan landasan pacu untuk pengembangan lebih lanjut.
Program infrastruktur diharapkan dapat terus dilanjutkan dengan mendorong lebih banyak investasi di daerah-daerah yang selama ini terkendala infrastruktur. Sehingga, akan ada lebih banyak titik-titik pertumbuhan baru ke depan.
Dan tentu saja, investasi ke depan diharapkan tidak hanya datang dari investasi dalam negeri tapi juga luar negeri.
Bagi rupiah, investasi asing langsung berdampak positif pada aliran masuk dolar, yang mana pada akhirnya mendukung stabilitas rupiah.
Dia menyoroti bahwa program kerja dari paslon 02 salah satunya makan siang gratis bakal lebih banyak berdampak pada UMKM dalam negeri.
Program tersebut akan berdampak pada aktivitas UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman, meningkatkan aktivitas ekonomi di daerah-daerah, yang mana pada akhirnya berdampak pada aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Kendati beberapa produk penunjang untuk penyediaan makan siang gratis, seperti daging sapi dan gandum, bakal banyak mengandalkan impor.
Namun demikian, Darto menuturkan, masih terlalu dini untuk menilai apakah program tersebut akan berdampak pada rupiah akibat peningkatan impor, mengingat belum ada master plan yang jelas tentang seperti apa program tersebut akan dijalankan.
Pefindo melihat rupiah akan berada pada rentang Rp 14.500 – Rp 16.000 per dolar AS dalam jangka panjang.
Kuncinya terletak pada beberapa faktor seperti aliran investasi langsung asing yang dipengaruhi oleh program kerja pemerintahan baru.
Aliran investasi portofolio asing yang dipengaruhi oleh tingkat defisit anggaran, spread suku bunga domestik dan luar negeri, dan pertumbuhan ekonomi.
Kemudian faktor neraca dagang yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global dapat berdampak pada harga komoditas dan pertumbuhan ekonomi domestik.
Serta, tingkat utang luar negeri yang dipengaruhi oleh opportunity cost menerbitkan surat utang luar negeri dibandingkan dengan dalam negeri.
Di sisi lain, terdapat beberapa faktor risiko bagi pergerakan rupiah ke depan. Pertama, rupiah bakal dipengaruhi fluktuasi aliran investasi portofolio asing.
Darto menjelaskan, selisih (spread) suku bunga domestik dengan pasar AS berada pada level yang sempit.