Realitasonline.id I Jika Anda seorang perempuan mungkin akan sulit menjalankan puasa ramadhan selama satu bulan penuh karena perempuan memiliki kekhususan sendiri. Menjelang kedatangan bulan suci Ramadan maka sebagai umat Islam kita dianjurkan mempersiapkan diri dari segi fisik mental maupun ibadah.
Namun bagi Muslimah, menyambut bulan suci Ramadan terkadang mengalami kebingungan terutama terkait waktu untuk mengqadha puasa. Perempuan muslimah memiliki kekhususan dalam melaksanakan puasa penuh selama Ramadan sehingga seringkali ada catatan utang puasa yang harus diganti.
Dalam Quran surat al-baqarah ayat 185, Allah menyebutkan mengenai kewajiban mengganti utang puasa yang ditinggalkan pada hari lainnya. Kemudian, dilansir dari kanal YouTube Khasanah Sahabat, berikut beberapa pendapat ulama dari beberapa sumber terkait waktu membayar puasa di bulan Sya’ban.
Baca Juga: Tips Jitu untuk Karyawan Agar Sehat dan Produktif Saat Puasa
Dikutip dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Ummu Aisyah radhiyallahu’ anha mengatakan, dirinya memiliki utang puasa Ramadan namun tidak bisa menggantinya sampai bulan Sya'ban karena sibuk melayani Rasulullah shallallahu’ alaihi wasallam.
Sehingga ia baru mampu mengqadha puasa saat bulan Sya'ban karena beliau begitu maksimal dalam melayani Rasulullah SAW. Namun ada juga yang berpendapat mengenai larangan berpuasa saat pertengahan Sya'ban. Artinya jika sebelum pertengahan Sya’ban maka masih bisa untuk mengqadhanya.
“Rasulullah shalallahu’ alaihi wassallam bersabda, jika sudah masuk pertengahan Sya'ban janganlah kalian berpuasa,” Hadits riwayat Abu Daud dan Bukhari.
Baca Juga: 5 Makanan yang Patut Dihindari Saat Sahur Agar Puasa Tahan Seharian
Hadits lain juga menerangkan, diperbolehkan berpuasa dua hari sebelum Ramadan bagi seseorang yang mempunyai kebiasaan puasa sunnah karena Rasulullah shallallahu’ alaihi wasallam merutinkan berpuasa selama Sya’ban. Bahkan, pada suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dikatakan bahwa beliau melakukan puasa Sya'ban sebulan penuh.
Dari Ummu Aisyah radhiyallahu’ anha mengatakan, belum pernah nabi shallallahu’ alaihi wasallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya'ban.
Sementara, Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah menambahkan, jika seseorang itu sudah terbiasa puasa dari awal maka dia boleh puasa setelah nisfu sya’ban. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam di bulan Sya'ban berpuasa kecuali sedikit yang beliau tidak berpuasa di bulan tersebut.
Baca Juga: Cara Jitu Mencegah Badan Terasa Lemas, Letih, Lesu Saat Puasa
Terkecuali bagi orang-orang yang memang tidak berniat mengqada puasa maupun memiliki kebiasaan berpuasa Senin, Kamis, dan Puasa Daud sehingga hanya berpuasa di tanggal 13, 14, dan 15 saja maka di hari ke 16 tidak boleh berpuasa. ***