Realitasonline.id | "Obesitas jiwa" adalah istilah yang mungkin digunakan secara kiasan atau metaforis oleh beberapa pembicara atau pendakwah untuk menggambarkan kondisi kelebihan beban atau "kekotoran" pada jiwa seseorang.
Sebagaimana dr Zaidul Akbar adalah seorang ulama dan pendakwah Islam, dr Zaidul Akbar menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan kondisi spiritual seseorang.
Seperti yang terbebani oleh dosa, kesalahan, atau ketidakseimbangan dalam hidup.
Dalam konteks pengajaran Islam, "obesitas jiwa" dapat mencerminkan kondisi di mana seseorang terlalu banyak terlibat dalam perilaku atau sikap yang tidak sehat secara spiritual.
Seperti kedengkian, keserakahan, kebencian, keegoisan, atau ketidaktaatan terhadap perintah Allah.
Kondisi ini dapat menghalangi pertumbuhan spiritual seseorang, menyebabkan kegelapan batin, dan mengganggu hubungan mereka dengan Allah.
Sebagian besar dari apa yang disebut sebagai "obesitas jiwa" dapat diatasi melalui introspeksi, tobat, dan peningkatan keimanan.
dr Zaidul Akbar mungkin menekankan pentingnya membersihkan jiwa dari beban-beban tersebut melalui berbagai amalan dan ibadah.
Seperti shalat, dzikir, bacaan Al-Qur'an, serta perbuatan baik dan bersedekah.
Namun, perlu dicatat bahwa "obesitas jiwa" adalah istilah yang bersifat metaforis, bukan kondisi medis yang diakui secara ilmiah.
Tujuan penggunaan istilah tersebut adalah untuk menyadarkan seseorang tentang pentingnya menjaga kebersihan jiwa dan spiritualitas.
Serta memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia. (MIF)***