Realitasonline.id | Ustaz Adi Hidayat menganjuran puasa Arafah adalah suatu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam, terutama bagi yang tidak sedang menjalankan ibadah haji.
Puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Hari Raya Idul Adha.
Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang.
Namun, penting untuk diingat bahwa puasa Arafah tidak akan menggugurkan dosa secara otomatis tanpa adanya upaya memperbaiki diri dan bertaubat kepada Allah.
Puasa ini harus dijalankan dengan niat yang tulus dan ikhlas serta diiringi dengan amalan-amalan yang baik lainnya.
Dengan menjalankan puasa Arafah, umat Islam di luar ibadah haji dapat mendapatkan banyak keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.
Tata Cara dan Niat Puasa Arafah
-
Niat Puasa Arafah:
Niat puasa Arafah dilakukan dalam hati pada malam sebelum hari Arafah atau pada pagi hari sebelum terbit fajar.
Niatnya adalah untuk melaksanakan puasa sunnah Arafah karena Allah SWT.
Lafaz niat (untuk memantapkan hati) bisa berbunyi:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghodin 'an adā'i sunnati 'Arafah lillāhi ta'ālā."
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah Ta'ala."
-
Puasa dari Terbit Fajar hingga Terbenam Matahari:
Seperti puasa pada umumnya, puasa Arafah dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.