Dalam sebulan, ia mampu memproduksi anakan entok jumbo sekitar 50 ekor. Untuk pemasarannya, ia menggunakan media sosial facebook. Pembelinya pun berasal dari, Magelang, Purworejo dan DIY.
Baca Juga: Nyali Wali Kota Binjai Diuji! Bentuk Tim Terpadu Selesaikan Lahan Eks HGU Kembalikan ke Masyarakat
Sebelum memelihara entok ini, Jayuz memelihara kelinci hias, namun karena harganya anjlok lalu beralih ternak entok.
Awalnya ia memelihara entok lokal, jenis Rambon, Dragon dan Jali. Sebelum beralih ke entok jumbo.
"Secara harga tentunya entok jumbo lebih mahal dan permintaan pasar lebih banyak daripada entok lokal. Entok jenis ini, saat ini memang sedang jadi tren," ucapnya.
Agar pembeli tidak tertipu, Jayuz mengatakan kalau entok trah tronton mempunyai ciri kepala hitam, kaki dan paruh ada bercak hitam.
Sedangkan pada punggung ada bulu hitam dan dada besar seperti balon.
"Kalau entok leher panjang, tentunya mempunyai postur yang besar dan lehernya panjang," tandasnya.
Meski kini sudah terbilang sukses, namun Jayuz tidak mendapatkan dengan mudah.
Pada awal usaha, ia mendapat kendala seperti membeli indukan secara online namun barang tidak sampai dan entok juga mati.
Meski demikian, ia terus mencoba dan kini sudah mulai merasakan manisnya dari ternak entok jumbo.
"Yang terpenting dalan usaha jangan putus asa dan terus mencoba. Dan tidak malu untuk bertanya," jelasnya.
Ia sebagai pemuda kampung, ke depan ingin bisa menjadi inspirasi untuk membangkitkan ekonomi masyarakat lainnya.
Menurutnya setiap usaha harus ditekuni, karena nantinya akan mendapatkan hasil yang baik.
"Ya, jangan sungkan untuk belajar. Mari, kita belajar dan ditekuni secara maksimal, nanti hasilnya pasti akan baik," pungkas Jayuz.***