realitasonline.id - Pada perdagangan Kamis (27/6/2024) Wall Street berakhir menguat tipis didorong Investor menunggu data inflasi baru.
Diperdagangan hari ini, Nasdaq mampu menambah sedikit keuntungan setelah data menunjukkan berlanjutnya perlambatan dalam aktivitas ekonomi sehingga meningkatkan harapan investor untuk penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average naik 36,53 poin atau 0,09% menjadi 39.164,33. Indeks S&P 500 naik 5,16 poin atau 0,09% menjadi 5.483,06. Nasdaq Composite naik 53,53 poin atau 0,30% menjadi 17.858,68.
“Pasar berada dalam pola bertahan untuk PCE karena tidak banyak katalis besar,” kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird kepada Reuters.
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi atawa personal consumption expenditure (PCE) bulanan yang merupakan alat pengukur inflasi pilihan Federal Reserve akan dirilis pada hari Jumat.
Berdasarkan data menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang modal utama yang diproduksi di AS secara tak terduga turun pada bulan Mei.
Sedangkan, pesanan barang tahan lama inti turun 0,1% dibandingkan perkiraan kenaikan 0,2%.
Kedua data ini meningkatkan keyakinan investor bahwa perekonomian yang lebih lemah dapat mendorong Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada bulan September.
Klaim pengangguran mingguan turun menjadi 233.000, meleset dari ekspektasi 236.000.
Lebih lanjut, laporan akhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS meningkat lebih dari perkiraan pada kuartal pertama.
Imbal hasil obligasi 10 dan 2 tahun yang dijadikan patokan, yang bergerak berbanding terbalik dengan harga, turun setelah data menunjukkan berlanjutnya perlambatan aktivitas ekonomi.
Sementara imbal hasil obligasi 7 tahun turun tipis setelah lelang senilai US$ 44 miliar.
Saham-saham megacap seperti Alphabet dan Meta Platforms menguat masing-masing 0,83% dan 1,25% karena imbal hasil Treasury AS turun.
Harga saham Amazon naik 2,19% setelah mencapai nilai pasar US$ 2 triliun untuk pertama kalinya pada hari Rabu.
Pelaku pasar telah menyoroti kekhawatiran atas keberlanjutan reli dan menyerukan perlunya diversifikasi portofolio untuk melakukan lindung nilai terhadap kemungkinan penurunan besar-besaran.