realitasonline.id - Pada perdagangan awal bulan Senin (1/7/2024) harga Bitcoin (BTC) kembali rebound atau menguat di pasar spot.
Melansir dari situs resmi CoinmarketCap, harga Bitcoin naik 2,91% ke level US$ 63.253 per koin.
Di sisi lain, Bitcoin sebelumnya turun drastis ke level terendah dalam empat bulan, yakni US$60.000.
Di mana Bitcoin hampir mendekati penutupan bulan Juni dengan kerugian bulanan dan bertahan pada level dukungan kritis US$ 60.000.
Berdasarkan data Bitcoin Monthly Returns, kinerja BTC pada Juni lalu menurun sebesar 6,96%, sementara pada bulan Mei catatkan kenaikan lebih dari 11%.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan bahwa pada pekan ini, pasar kripto bersiap untuk data ekonomi utama, peristiwa makroekonomi, dan amandemen Ethereum ETF S-1.
Khususnya, data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) akan menjadi perhatian utama di minggu ini.
Fyqieh menuturkan bahwa akan ada beberapa rilis yang memberikan gambaran menyeluruh tentang tren ketenagakerjaan, seperti tingkat pengangguran AS, yang diperkirakan tetap stabil di angka 4,0%.
Dia menilai, setiap penyimpangan dapat memengaruhi persepsi pasar terhadap stabilitas ekonomi dan tindakan kebijakan Fed di masa mendatang.
Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali Ambruk Setelah Sempat Mendekati Level US$ 72.000
Selain itu, dia menyebutkan, pada Rabu (3/7), The Fed akan merilis notulen rapat FOMC bulan Juni.
Menurutnya, setiap petunjuk mengenai sikap hawkish dapat membebani pasar kripto karena suku bunga yang lebih tinggi biasanya mengurangi daya tarik aset-aset berisiko seperti kripto, termasuk Bitcoin.
'Namun, jika ada indikasi stabilitas suku bunga yang berkepanjangan atau sentimen dovish, maka dapat mendukung sentimen pasar dan harga kripto," kata Fyqieh dalam keterangan resminya, Senin (1/7).