Imbas Angka Kelahiran Turun,BKKBN Targetkan Tiap Keluarga Punya 1 Anak Perempuan

photo author
- Jumat, 19 Juli 2024 | 06:50 WIB
Ilustrasi Bayi (Hai Bunda)
Ilustrasi Bayi (Hai Bunda)

Realitasonline.id - Jakarta | Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengimbau agar setiap keluarga di Indonesia memiliki setidaknya satu anak perempuan.

Imbauan ini muncul sebagai respons terhadap terus menurunnya angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia.

Hasto mengungkapkan bahwa kebijakan ini bertujuan menjaga pertumbuhan populasi dan memastikan keseimbangan gender di tengah tren penurunan angka kelahiran yang signifikan.

"Karena kalau anaknya dua lebih dikit, maka hampir dipastikan satu perempuan akan melahirkan anak satu perempuan," ujarnya pada Kamis (27/6).

Baca Juga: Rombongan Oknum Pesilat di Kediri Keroyok Pasuti, Istri Sedang Hamil !

Hasto Wardoyo membandingkan tren kelahiran saat ini dengan kondisi pada tahun 1970-an, ketika rata-rata wanita melahirkan 6-9 anak dalam setiap keluarga. Namun, situasi ini telah berubah drastis.

"Selama beberapa puluh tahun terakhir ini penurunannya sangat progresif," kata Hasto.

Kini, rata-rata seorang wanita hanya melahirkan 1-2 anak, yang berdampak langsung pada penurunan populasi.

Data dari World Population Prospect menunjukkan angka TFR Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, TFR tercatat sebesar 2,19, kemudian menurun menjadi 2,17 pada 2021, dan 2,15 pada 2022.

Baca Juga: Kecelakaan Truk Miras, Warga Jeneponto Santai Minum dan Ambil Bir

Angka ini menunjukkan bahwa jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh setiap wanita selama masa reproduktifnya berada di bawah tingkat penggantian populasi, yang idealnya adalah 2,1.

Penurunan angka kelahiran ini lebih terasa di beberapa provinsi di Pulau Jawa. Menurut Hasto, TFR di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan DKI Jakarta menunjukkan angka yang rendah.

"Di Jawa ini sudah 2,0 sekian ya. Tadi di Jabar sudah 2,00 sekian, di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, di DKI juga 1,89," ujarnya.

Tingkat kelahiran yang rendah ini dapat menyebabkan beberapa masalah demografis, termasuk populasi yang menua dan kurangnya tenaga kerja produktif di masa depan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zufarnesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X