Realitasonline.id-Jakarta Pemerintah Indonesia resmi mengeluarkan pengumuman penting terkait aturan baru dalam Peraturan Pemerintah (PP) Kesehatan yang secara resmi melarang praktik sunat perempuan di seluruh Indonesia.
Pengumuman ini dilakukan sebagai upaya untuk melindungi hak asasi manusia dan kesehatan perempuan.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, pemerintah menyampaikan bahwa sunat perempuan tidak memberikan manfaat kesehatan apa pun dan justru dapat membahayakan kesehatan fisik serta psikologis perempuan.
"Sunat perempuan adalah praktik yang tidak berdasarkan ilmu medis dan berisiko tinggi terhadap kesehatan perempuan. Melalui PP Kesehatan ini, kita melindungi generasi perempuan Indonesia dari bahaya praktik tersebut," tegas seorang pejabat kesehatan.
PP Kesehatan ini tidak hanya melarang praktik sunat perempuan tetapi juga mengatur sanksi tegas bagi pihak-pihak yang melanggar.
Mereka yang terlibat dalam praktik ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat dikenakan hukuman pidana. Selain itu, tenaga medis yang terlibat dalam praktik ini akan dicabut izin praktiknya.
Keputusan ini didasarkan pada berbagai kajian dan rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia serta lembaga-lembaga hak asasi manusia.
Berdasarkan informasi, banyak negara di dunia telah melarang praktik sunat perempuan karena dianggap sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Baca Juga: Brand Skincare Korea Telah Lama Dipercaya Terampuh Bikin Kulit Glowing dan Awet Muda
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah menyatakan bahwa sunat perempuan tidak memberikan manfaat medis dan justru dapat menyebabkan komplikasi serius.
Namun, keputusan ini juga menuai berbagai reaksi dari masyarakat. Sebagian masyarakat mendukung penuh langkah pemerintah ini karena dianggap sebagai langkah maju dalam perlindungan hak asasi perempuan.
Di sisi lain, masih ada kelompok masyarakat yang menolak keputusan ini karena alasan budaya dan tradisi.
Mereka menganggap bahwa sunat perempuan adalah bagian dari adat dan tradisi yang sudah berlangsung lama.