“Safitri, Saf, kamu kenapa? Masih sadar kan Saf?” tanya Aliya. Safitri hanya bisa mengangguk tanda ia masih bisa mengendalikan dirinya.
Tapi, sosok perempuan itu tiba-tiba mengajak Safitri untuk masuk ke dalam kejadian saat dirinya meninggal.
Jadi, sosok perempuan ini tew4s karena terjatuh dari lantai 4 gedung itu di tahun 2006.
Kondisi sosok perempuan ini begitu mengenaskan saat itu. Kepalanya h4ncur seketika dan lautan d4rahnya menggenangi tanah tempat ia terjatuh.
Melihat gambaran kejadian saat itu, Safitri mulai berteriak dan menangis histeris tak terkendali.
Safitri yang masih terus menangis akhirnya dibawa ke mobil salah satu temannya. Sosok perempuan itu juga menunjukkan kejadian kebakaran hebat di gedung kampus itu saat tahun 1998.
Ternyata, gedung kampus itu dulunya adalah bekas mall Bekasi yang pernah kebakaran hebat hingga terpaksa ditutup. Safitri lalu melihat banyak sosok-sosok yang meminta tolong karena kobaran api yang semakin membesar.
Sembari tetap melihat kilatan kejadian masa lalu, Safitri bercerita pada teman-temannya sambil menangis. Aliya yang tahu sedikit tentang sejarah gedung itu lantas berkata…
“Ya, gedung ini dulunya memang pernah ada kebakaran, sebelumnya Mall Bekasi” ucap Aliya.
Safitri yang mendengar itu, semakin berteriak histeris karena nggak kuat dengan gambaran kejadian saat itu.
Ia bahkan melihat banyak sosok-sosok korban kerusuhan tahun 1998 yang tew4s mengenaskan di gedung itu. Arwah-arwah ini tak bisa keluar dari tempat itu, mereka seolah ‘ditanam’ di gedung itu.
Safitri masih terus menceracau. “Darahnya banyak banget. Mereka semua nggak bisa keluar, mereka minta tolong. Banyak yang gosong” ucap Safitri.
Ternyata, sosok perempuan itu mengikuti Safitri sejak hari pertama karena punya alasan. Ia ternyata minta Safitri mendoakan arwahnya dan seluruh korban yang ada di gedung itu agar bisa segera ‘pulang’.
Semua arwah yang ada di gedung itu marah dengan kelakuan teman-teman Safitri yang nggak sopan selama ospek. Setelah kesurupan mulai jam 18.30 malam, akhirnya Safitri baru bisa sadar setelah sampai di rumah sekitar pukul 00.30 WIB dini hari.
Safitri lalu mendoakan semua arwah-arwah menderita itu dan meminta agar mereka tidak lagi mengganggu. Dari situ, Safitri mendoakan arwah-arwah di sana setiap hari.