Meskipun sudah berusaha, orang pintar itu tetap tak mampu mengusir sosok noni belanda itu.
Hingga pukul 9 malam, orang pintar dan teman-teman Rara akhirnya pamit pulang karena sudah tak bisa apa-apa lagi.
Saat itu, Dimas baru saja pulang usai membeli makanan.
Sesampainya di kamar Rara, ia melihat Rara sudah terduduk dan hanya menatap lurus ke arah depan.
Sedetik kemudian, Rara mulai tersenyum lebar hingga ke pipi sembari menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri.
Sedetik kemudian, Rara mulai tertawa cekikikan lagi hingga membuat Dimas langsung turun ke bawah menemui pemilik kosan.
Bersama, mereka memanggil orang pintar kedua untuk mengobati Rara.
Singkat cerita, Rara berhasil ditenangkan Kembali.
Dimas lantas bertanya pada orang pintar ke-2 ini apakah sosok noni belanda itu sudah benar-benar menghilang.
Orang pintar ke-2 pun dengan jujur mengatakan jika sosok noni belanda dari kampus itu tak bisa ia usir dari tubuh Rara.
Ia hanya bisa keluar sebentar dan menunggu di depan kamar Rara.
Orang pintar ke-2 ini mengatakan jika sosok noni belanda ini begitu menyukai Rara karena mereka berdua punya banyak kemiripan.
Singkat cerita, Dimas akhirnya pulang dari kos Rara dan masuk kuliah keesokan harinya.
Sepulang kuliah, Dimas mampir ke kos Rara untuk membawakan makanan.
Saat memasuki kamar Rara, ia terlihat menatap tajam kepada Dimas dengan seringai tipis di wajahnya.