Tanpa melepaskan seringai, Rara langsung masuk ke kamar mandi dan mulai mandi sambal bersenandung.
Saat ia sudah selesai mandi, Rara masih terus bersenandung seperti lagu-lagu Belanda lama sambil menyisir rambutnya.
Nana na naaa nana nanaaa….
Mengetahui Rara yang masih ditempeli sosok itu, Dimas akhirnya inisiatif untuk melakukan salat di kamar Rara
Saat Dimas salam di rakaat terakhir, ia kaget melihat Rara yang sudah berdiri tepat di belakangnya sembari tersenyum menatapnya beribadah.
Khawatir karena Rara tak ada perkembangan, Dimas dan teman-teman akhirnya memanggil orang pintar ketiga untuk mengobati Rara.
Berbeda dengan orang pintar sebelumnya, orang pintar ketiga ini memberikan sebuah jimat berbentuk bungkusan kecil seukuran kue wajik untuk selalu dibawa Rara.
Bungkusan kecil ini tak lain berisi kertas bertuliskan huruf-huruf arab gundul dan simbol-simbol aneh lainnya.
Orang pintar ke-3 ini juga berkata hal yang sama bahwa noni belanda toilet kampus ini tak bisa diusirnya selama bukan ia sendiri yang pergi meninggalkan Rara.***
BERSAMBUNG....