realitasonline.id - Pada awal Perdagangan Kamis (15/8/2024) harga minyak mentah turun 1% pada hari Rabu setelah persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik secara tak terduga.
Di sisi lain, kekhawatiran sedikit mereda bahwa konflik Timur Tengah yang lebih luas dapat mengancam pasokan dari salah satu wilayah utama dunia untuk produksi minyak mentah.
Sementara, pada perdagangan pukul 6.33 WIB tadi pagi harga minyak kembali menguat harga minyak WTI kontrak September 2024 di New York Mercantile Exchange menguat 0,44% ke US$ 77,32 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Brent Naik 56 Sen Menuju Level US,25 Per Barel
Diketahui sejak kemarin, harga minyak mentah Brent berjangka ditutup 93 sen lebih rendah, atau 1,15%, pada US$ 79,76 per barel.
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun US$ 1,37 atau 1,8% menjadi US$ 76,98 per barel.
Selai itu, Persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel dibandingkan dengan estimasi penurunan 2,2 juta barel, menurut data dari Badan Informasi Energi AS.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Turun Menghentikan Kenaikan Selama Lima Hari Berturut-turut
Peningkatan tersebut adalah yang pertama setelah enam minggu berturut-turut terjadi penurunan. Persediaan bensin dan sulingan turun lebih dari yang diharapkan.
"Penarikan enam minggu itu cukup mengesankan, tetapi itu sudah berlalu. Fakta bahwa tren berakhir seharusnya sedikit membebani harga," kata Robert Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York kepada Reuters.
Angka-angka dari American Petroleum Institute pada hari Selasa menunjukkan penurunan 5,21 juta barel minggu lalu.
Harga minyak Brent telah naik lebih dari 3% pada hari Senin ke US$ 82,30 per barel, setelah mencapai level terendah tujuh bulan di US$ 76,30 pada awal minggu lalu. Harga minyak naik dalam lima hari beruntun hingga Senin (12/8).
Iran telah bersumpah untuk memberikan tanggapan keras terhadap pembunuhan pemimpin Hamas akhir bulan lalu. Tiga pejabat senior Iran mengatakan bahwa hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan menahan Iran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan itu.
Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya, tetapi berperang di Gaza melawan Hamas setelah kelompok itu menyerang Israel pada bulan Oktober. Untuk melawan Iran, Angkatan Laut Amerika Serikat telah mengerahkan kapal perang dan kapal selam ke Timur Tengah.